1. Karya Ilmiah
Karya ilmiah adalah salah satu jenis karangan yang berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya. Suatu karangan dari hasil penelitian, pengamatan, ataupun peninjauan dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut :
1. penulisannya berdasarkan hasil penelitian;
2. pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta;
3. karangan itu mengandung masalah yang sedang dicarikan pemecahannya;
4. baik dalam penyajian maupun dalam pemecahan masalah digunakan metode
tertentu;
5. bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, dan cermat;
6. bahasa yang digunakan hendaklah benar, jelas, ringkas, dan tepat sehingga tidak terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk salah tafsir
Contoh : Skripsi, Tesis, dan Desertasi, dll.
2. Fonem
Fonem sebuah istilah linguistik dan merupakan satuan terkecil dalam sebuah bahasa yang masih bisa menunjukkan perbedaan makna. Fonem berbentuk bunyi.
Misalkan dalam bahasa Indonesia bunyi [k] dan [g] merupakan dua fonem yang berbeda, misalkan dalam kata “cagar” dan “cakar”. Tetapi dalam bahasa Arab hal ini tidaklah begitu. Dalam bahasa Arab hanya ada fonem /k/.
Sebaliknya dalam bahasa Indonesia bunyi [f], [v] dan [p] pada dasarnya bukanlah tiga fonem yang berbeda. Kata provinsi apabila dilafalkan sebagai [propinsi], [profinsi] atau [provinsi] tetap sama saja
Contoh : bunyi [k] dan [g] pada kata “pakar” dan “pagar”.
bunyi [p] dan [m] pada kata “palu” dan “malu”.
3. Morfem
Morfem ialah unit terkecil yang menjadi unsur perkataan. Sekiranya kata tidak boleh dipecahkan kepada unit bermakna atau tahu yang lebih kecil, maka kata-kata ini terdiri daripada satu unit atau satu morfem.
Misalnya “ minum ”. “ Minum ” tidak akan berfungsi dan memberi makna jika dipecahkan kepada mi dan num. Sebaliknya, kata “ diminum ” boleh dipecahkan kepada dua morfem, yaitu “ di “ dan “ minum ”. Kesimpulannya, perkataan boleh terdiri daripada beberapa morfem.
Morfem boleh dibagi dua, yaitu morfem bebas dan morfem terikat.
Morfem Bebas
|
Morfem terikat / imbuhan
|
Dapat berdiri sendiri, misalnya:
minum, cuti, sekolah, periksa |
Bentuk imbuhan, misalnya:
mem, per, kan, ber |
Mempunyai maksud sendiri.
|
Tidak mempunyai makna tetapi mempunyai fungsi tatabahasa atau tahu. Boleh mengubah makna sesuatu kata dan seterusnya makna ayat.
|
Morfem terikat / imbuhan boleh dibagi seperti berikut:
a. Awalan. Ditambah pada bagian depan kata dasar. Misalnya membaca, menghafal.
b. Akhiran. Ditambah pada bagian belakang kata dasar.
c. Sisipan. Diselit di antara unsur unsur kata dasar. Misalnya telapak (tapak)
d. Apitan. Ditambahkan serentak pada awalan dan akhiran kata dasar. Misalnya, imbuhan per....an dalam permainan
Morfem adalah unit tatabahasa terkecil yang bermakna leksikal atau fungsian. Morfem sebagai kesatuan bentuk terkecil yang mempunyai arti leksikal/ gramatikal, bertugas membentuk kata dan bagian kata.
Menurut bentuknya, morfem dibagi dua yaitu :
a. morfem bebas, dapat menjalankan fungsinya secara mandiri
Contoh : buku, uang, orang.
b. morfem terikat mencakup :
- afiks / imbuhan dan konfiks / simulfiks,
Contoh : per + lawan + an = perlawanan
me + rawat = merawat
- kelas partikel yaitu kata tugas yang terdiri atas preposisi / kata depan dan konjungsi / kata penghubung.
Contoh : di, ke, dari, dan.
- kelas partikel khusus
Contoh : pun, kah, lah serta si, sang.
4. Kata
Kata dengan sendirinya mempunyai arti :
- Sebuah bunyi dan perpaduan bunyi yang keluar dari mulut seseorang (ucapan). Misalnya: “ sepatah kata ”
- Sebuah paduan / serangkaian huruf yang membentuk sebuah makna dalam suatu bahasa tertentu. Misalnya: tidur, makan.
5. Frasa
Adalah kelompok kata / gabungan dua kata atau lebih yang membentuk satu kesatuan dan memiliki satu makna gramatikal.
Ciri-ciri frasa :
1. terbentuk atas dua kata atau lebih dalam pembentukannya.
2. menduduki fungsi gramatikal dalam kalimat.
3. mengandung satu kesatuan makna gramatikal.
4. bersifat nonpredikatif.
Contoh frasa :
1. gunung tinggi
2. guru bahasa Indonesia
3. dengan tangan kiri
4. tidak harus belajar
5. membanting tulang
6. ayah ibu
7. kepada orang tua
Kategori Frasa
1. Berdasarkan jenis / kelas kata frasa terbagi menjadi :
- Frasa nominal, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata benda.
Dapat berfungsi menggantikan kata benda.
Contoh : buku tulis
lemari besi
ibu bapak
- Frasa verbal, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata kerja.
Dapat berfungsi menggantikan kedudukan kata kerja dalam kalimat.
Contoh : sedang belajar
akan datang
belum muncul
baru menyadari
tidak mandi
- Frasa adjektiva, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata sifat.
Contoh : cukup pintar
tidak cantik
hitam manis
murah sekali
agak jauh
- Frasa preposisional, yaitu frasa yang unsur pembentukannya menggunakan kata depan.
Contoh : di rumah
dari Bandung
ke pantai
dengan tangan kiri
oleh mereka
kepada nenek
2. Berdasarkan fungsi unsur pembentuknya frasa terbagi menjadi :
- Frasa endosentris, yaitu frasa yang unsur-unsurnya berfungsi diterangkan dan menerangkan (DM) atau menerangkan dan diterangkan (MD).
contoh : kuda hitam (DM)
anak ayam (DM)
sudah datang (MD)
dua orang (MD)
Macam-macam frasa endosentris:
a. Frasa atributif, yaitu frasa yang unsur pembentukannya menggunakan pola DM atau MD.
contoh : ibu kandung (DM)
rumah ibu (DM)
tiga ekor (MD)
seorang anak (MD)
rumah bersejarah (MD)
b. Frasa apositif, yaitu frasa yang salah satu unsurnya (pola menerangkan) dapat menggantikan kedudukan unsur intinya (pola diterangkan).
contoh : Farah, si penari ular sangat cantik.
D M
Yanto, anak Pak Lurah lulus ujian SPMB.
D M
c. Frasa koordinatif, yaitu frasa yang unsur-unsur pembentuknya menduduki fungsi inti (setara).
contoh : ayah ibu
susah senang
warta berita
sunyi sepi
tua muda
- Frasa eksosentris, yaitu frasa yang salah satu unsur pembentuknya menggunakan kata tugas.
contoh : dari Bandung
kepada teman
di kelurahan
ke atap rumah
pada malam hari
- Berdasarkan satuan makna yang dikandung / dimiliki unsur-unsur pembentuknya frasa terbagi menjadi:
- Frasa biasa, yaitu frasa yang hasil pembentukannya memiliki makna sebenarnya (denotasi).
contoh : Ayah membeli kambing hitam.
Meja hijau itu milik adik.
- Frasa idiomatik, yaitu frasa yang hasil pembentukannya menimbulkan / memiliki makna baru atau makna yang bukan sebenarnya (makna konotasi).
Contoh : Pak Aldin membanting tulang demi memenuhi kebutuhan keluarganya.
Orang tua Lintang baru kembali dari Amerika.
- Sebuah frasa dapat dibentuk oleh dua buah kata atau lebih yang dapat disisipi kata lain.
Contoh : orang tua → orang yang tua
meja hijau → meja yang hijau
- Sebuah frasa dapat sebagai konstruksi sintaksis.
Contoh : Anak Pak Lurah / sangat cantik.
Gadis yang berwajah ayu / baru datang / dari Jawa.
Frasa ambigu yaitu frasa yang menimbulkan makna ganda dalam pemakaian kalimat.
6. Klausa
Klausa ialah satu unit rangkaian perkataan yang mengandung subjek dan predikat yang menjadi konstituen kepada ayat. Klausa merupakan ayat yang membentuk ayat majemuk. Klausa terbagi kepada dua jenis, yaitu klausa bebas dan klausa tak bebas.
Klausa bebas ialah klausa yang boleh berdiri dengan sendiri dan apabila diucapkan dengan intonasi yang sempurna, klausa bebas ini akan menjadi ayat yang lengkap.
Contoh : Ahmad menari. (klausa bebas)
Klausa tak bebas ialah klausa yang tidak dapat berdiri sendiri dan dalam ayat majemuk, klausa tak bebas ini dipancangkan ke dalam klausa bebas atau klausa utama.
Contoh :
1. Dia lulus dalam ujian karena belajar bersungguh-sungguh.
2. Dia lulus dalam ujian (klausa utama / klausa bebas)
3. karena belajar bersungguh-sungguh (klausa tak bebas)
7. Kalimat
Kalimat, dari bahasa Arab, adalah satuan linguistik yang terkecil yang bisa berdiri sendiri. Dalam bahasa Latin disebut sintaks atau sintaksis.
Linguistik
Dalam linguistik, kalimat adalah satuan dari bahasa atau arus ujaran yang berisikan kata atau kumpulan kata yang memiliki pesan atau tujuan dan diakhiri dengan intonasi final.
Contoh : - Ayah pergi ke kantor jam 7 pagi.
- Adik sedang bermain bola di lapangan.
8. Paragraf
Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.
Contoh Paragraf :
Aksi para nasionalis dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu statis dan etnisis. Para statis berjuang atas nama negara yang diyakini sebagai tumpuan segala harapan dan aspirasi politiknya. Para etnisis berusaha mempertahankan independensi kelompok etniknya dari supremasi kekuasaan kelompok lain. Ternyata, dari dua kategori itu, nasionalisme Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Nasionalisme Indonesia memiliki sifat yang tidak antagonis terhadap fakta multi-etnik, multi-kultur, multi-agama, dan multi-lingual. Dasar dan falsafah negara Pancasila serta semboyan Bhineka Tunggal Ika, dapat mencegah nasionalisme Indonesia berubah menjadi fasisme Indonesia.
Syarat sebuah paragraf
Di setiap paragraf harus memuat dua bagian penting, yakni :
1. Kalimat Pokok
Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.
Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.
2. Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian dari kalimat pokok suatu paragraf.
Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian dari kalimat pokok suatu paragraf.
Bagian-Bagian Suatu Paragraf yang Baik
a. Terdapat ide atau gagasan yang menarik dan diperlukan untuk merangkai keseluruhan tulisan.
b. Kalimat yang satu dengan yang lain saling berkaitan dan berhubungan dengan wajar.
9. Wacana
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, ada baiknya kita melihat batasan (definisi) wacana daripada beberapa tokoh bahasa di bawah ini:
- Stubbs, Michael
Wacana merupakan kesatuan bahasa yang lebih besar daripada ayat atau klausa. Dengan kata lain, wacana merupakan unit-unit linguistik yang lebih besar daripada ayat atau klausa, seperti pertukaran-pertukaran percakapan atau teks-teks tertulis. Secara ringkas; yang disebut teks bagi wacana adalah ayat bagi ujaran.
- Asmah Haji Omar
Wacana ialah unit bahasa yang melebihi batas ayat, yang di dalamnya memperlihatkan hubungan-hubungan dan perkembangan fikiran yang berurutan seperti ayat, sejumlah ayat, ceraian, perenggan, bab, buku, novel, cerpen, cerita, dialog, siri buku (cerita) dan sebagainya.
- Harimurti Kridalaksana
Wacana adalah satuan bahasa terlengkap; dalam hierarki tatabahasa merupakan satuan tatabahasa tertinggi atau terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (novel, buku, ensiklopedia, dan sebagainya), paragraf, ayat atau kata yang membawa amanat yang lengkap.
- Henry Guntur Tarigan
Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan yangg mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan atau tertulis.
Contoh wacana : novel, buku, ensiklopedia, dsb.
sumber : http://tunggara.wordpress.com/2012/02/23/kumpulan-materi-bahasa-indonesia/