Jumat, 27 November 2015

Blog Sebagai Alternatif Media Pembelajaran Inovatif Berbasis IT


Di era informatika seperti saat ini, guru harus selalu mengikuti perkembangan yang ada, termasuk dalam hal Teknologi Informatika (IT). Karena hal ini sesuatu yang tidak bisa dihindari. Dunia semakin berkembang dengan pesatnya, namun kita masih saja berpegang pada “pakem” lama. Termasuk diantaranya dalam hal pembelajaran. Pembelajaran yang cenderung monoton dan membosankan akan menjadikan proses belajar mengajar juga stagnan. Hal ini lebih dikarenakan guru maupun siswa tida ada kecocokan dari awal pelajaran. Guru dalam menyajikan materi biasa-biasa saja, tanpa adanya variasi, cenderung text book. Sementara kondisi perubahan di luar sudah sangat maju, berbagai media dalam dunia maya memberikan berbagai alternatif yang mampu mengakomodasi semua fungsi dai proses pembelajaran. Seperti friendster, facebook, blog, e-mail, dan lain sebagainya. Dalam proses pembelajaran yang paling relevan digunakan adalah media blog, di dalamnya mampu memuat materi dalam bentuk Ms Word, Ms PPT, gambar, video, dan lain sebagainya sesuai keinginan guru.

Media merupakan sesuatu yang menghubungkan; dalam hal ini adalah menghubungkan apa yang dikehendaki guru terhadap siswa, begitu pula sebaliknya, apa yang diinginkan siswa dari guru. Selama ini terjadi gap yang lebar, dimana siswa malu atau takut untuk menyampaikan keluhan dalam proses belajar mengajar kepada guru sehingga tidak ada feedback kepada guru. Guru menganggap proses belajar mengajarnya sudah baik karena tidak pernah ada komplain. Maka media blog di sini menjadi sebuah jembatan penghubung antara guru dan siswa dengan memanfaatkan kemajuan teknologi (IT).

Era maju menuntut seseorang untuk selalu mengembangkan potensi dan kemampuan softskills maupun hardskills-nya. Blog merupakan salah satu bentuk atau model dalam internet disamping fungsi yang sudah umum, seperti e-mail, friendster, facebook, mailing. Dalam blog fungsi media pembelajaran dapat tercover secara keseluruhan. Di dalamnya memuat fungsi media visual, audio, maupun media audio-visual. Dalam blog kita bisa mengupload segala bentuk tulisan, baik dalam format Ms Word, Ms Office PPT, PDF Converter. Memuat bentuk gambar dalam format JPEG, JPE, PNG, Photoshop, Corel, dll. Mamou juga memuat audio-visual dalam bentuk video dalam bentuk MPEGAV, MPG, MP3, dll.

Blog adalah kependekan dari weblog, istilah yang pertama kali digunakan oleh John Barger pada bulam Desember 1997. John Barger menggunakan istilah weblog untuk menyebut kelompok website pribadi yang selalu update secara kontinyu dan berisi link-link ke website lain yang mereka anggap menarik disertai dengan komentar-komentar mereka sendiri. Secara garis besar, weblog dapat dirangkum sebagai kumpulan website pribadi yang memungkinkan para pembuatnya menampilkan berbagai jenis isi pada web dengan mudah, seperti karya tulis, kumpulan link internet, dokumen-dokumen ( file-file word, PDF, dll), gambar ataupun multimedia.

Para pembuat blog dinamakan blogger. Melalui blognya, kepribadian blogger menjadi mudah dikenali berdasarkan topik apa yang disukai, apa tanggapan terhadap link-link yang dipilih dan isu-isu di dalamnya. Oleh karena itu blog bersifat sangat personal. Perkembangan lain dari blog yaitu ketika blog memuat tulisan tentang apa yang seorang blogger pikirkan, rasakan, hingga apa yang dia lakukan sehari-hari. Blog kemudian juga menjadi Diary Online yang berada di internet. Satu-satunya hal yang membedakan blog dari diary atau jurnal yang biasa kita miliki adalah bahwa blog dibuat untuk dibaca orang lain.

Kita tidak perlu menjadi programmer untuk menjadi seorang blogger, karena kita dapat menampilkan seluruh isi dalam web dengan mudah melalui menu editor yang telah disediakan. Keuntungan dari penggunaan weblog antara lain :

1. Melalui weblog, kita dapat memperluas hubungan teman/kenalan hingga dapat membentuk suatu komunitas yang besar

2. Weblog melebihi surat elektronik (e-mail), karena satu posting blog yang kita bahas, daat dibaca oleh pengunjung blog yang tak terbatas. Beda dengan e-mail yang hanya bisa dibaca oleh orang yang kita kirimi. Selain itu, pengunjung blog juga dengan cepat dapat memberikan respon terhadap posting blog melalui komentar yang dapat langsung dituliskan di blog tersebut.


Sumber : https://history1978.wordpress.com/2011/12/27/blog-sebagai-alternatif-media-pembelajaran-inovatif-berbasis-it/
BACA SELENGKAPNYA → Blog Sebagai Alternatif Media Pembelajaran Inovatif Berbasis IT

Kamis, 12 November 2015

KUMPULAN RUMUS-RUMUS BANGUN DATAR DAN BANGUN RUANG


A. RUMUS BANGUN DATAR

a. Persegi

Bangun persegi memiliki 4 buah simetri putar dan 4 buah simetri lipat.

Rumus :
· Keliling : 4 x s
· Luas : s x s (s2)
  S = sisi

b. Persegi panjang

Bangun persegi panjang memiliki 2 buah simetri putar dan 2 buah simetri lipat.

Rumus :
· Keliling : 2 x (p+l)
· Luas : p x l
P= panjang
L= lebar
c. Segitiga

1. Segitiga sama kaki
Bangun segitiga sama kaki memiliki 1 buah simetri putar dan 1 buah simetri lipat.
2. Segitiga sama sisi
Bangun segitiga sama sisi memiliki 3 buah simetri putar dan 3 buah simetri lipat.
3. Segitiga siku-siku
Bangun segitiga siku-siku tidak memiliki simetri lipat dan memiliki 1 buah simetri putar.
4. Segitiga sembarang
Bangun segitiga sembarang tidak memiliki simetri lipat dan memiliki 1 buah simetri putar.

Rumus :
· Keliling : AB+BC+AC
· Luas : ½ x a x t
a = alas
t= tinggi

d. Jajargenjang

Bangun jajargenjang memiliki 2 buah simetri putar dan tidak memiliki simetri putar.

Rumus :
· Keliling: AB+BC+CD+AD
· Luas: a x t
a=alas
t=tinggi
e. Trapesium
1. Trapesium sembarang
Bangun trapesium sembarang memiliki 1 buah simetri putar dan tidak memiliki simetri lipat.
2. Trapesium sama kaki
Bangun trapesium sama kaki memiliki 1 buah simetri putar dan 1 buah simetri lipat.
3. Trapesium siku-siku
Bangun trapesium siku-siku memiliki 1 buah simetri putar dan tidak memiliki simetri lipat.


Rumus :
· Keliling : AB+BC+CD+DA
· Luas: ½ x jumlah sisi sejajar x tinggi


f. Layang-layang


Bangun layang-layang memiliki 1 simetri putar dan 1 simetri lipat
Rumus:
· Keliling: 2(AB+BC)
· Luas: ½ x d1 x d2
d = diagonal


g. Belah ketupat


Bangun belah ketupat memiliki 2 buah simetri lipat dan 2 buah simetri putar.


Rumus :
· Keliling : 4 x s
· Luas: ½ x d1 x d2
d = diagonal


B. RUMUS BANGUN RUANG


a. Kubus


Rumus:
· Luas permukaan: 6 x s2 =6s2
· Volume: s x s x s= s3


b. Balok


Rumus:
· Luas permukaan: 2{(p x l)+(p x t)+(l x t)}
· Volume: p x l x t
c. Limas


Rumus:
· Luas permukaan: La + jumlah luas segitiga pada bidang tegak
· Volume : 1/3 x La x t
La=luas alas
t= tinggi
d. Prisma


Rumus:
· Luas permukaan : (2 x La)+(K x t)
· Volume: La x t
La= luas alas
K= keliling alas
t= tinggi
e. Tabung
Rumus:
· Luas permukaan: 2 π r (r+t)
· Luas selimut: 2 π r t
· Volume : π r2 t
π= 22/7 atu 3,14
r= jari-jari alas
t= tinggi tabung
f. Kerucut


Rumus:
· Luas permukaan: π r (r+s)
· Luas selimut: π r s
· Volume: 1/3 π r2 t
r= jari-jari lingkaran alas
s= panjang garis pelukis kerucut
t= tinggi kerucut
g. Bola


Rumus :
· Luas permukaan: 4 π r2
· Volume: 4/3 π r3
r= jari-jari bola


B. RUMUS BANGUN RUANG BESERTA
GAMBARNYA



1. RUMUS BANGUN RUANG KUBUS










Kubus terdapat 6 (enam) buah sisi yang berbentuk persegi dengan luas yang sama besar diantara sisinya.
Terdapat 12 (dua belas) rusuk dengan panjang rusuk yang sama panjang.
Semua sudut bernilai 90 derajat ataupun siku-siku.






Rumus:




Luas salah satu sisi = rusuk x rusuk
Luas Permukaan Kubus = 6 x rusuk x rusuk
Keliling Kubus = 12 x rusuk
Volume Kubus = rusuk x rusuk x rusuk ( rusuk 3 )






2. RUMUS BANGUN RUANG BALOK






Rumus:




Luas Permukaan Balok = 2 x {(pxl) + (pxt) + (lxt)}
Diagonal Ruang = Akar dari (p kuadrat + l kuadrat + t kuadrat)
Keliling Balok = 4 x (p + l + t)
Volume Balok = p x l x t (sama dengan kubus, tapi semua rusuk kubus sama panjang).



3. RUMUS BANGUN RUANG BOLA




Rumus:




Luas Bola = 4 x π x jari-jari x jari-jari, atau
4 x π x r2
Volume Bola = 4/3 x π x jari-jari x jari-jari x jari-jari
π = 3,14 atau 22/7






4. RUMUS BANGUN RUANG TABUNG/SILINDER






Rumus:






Volume = luas alas x tinggi, atau
luas lingkaran x t
Luas = luas alas + luas tutup + luas selimut, atau
( 2 x π x r x r) + π x d x t)





5. RUMUS BANGUN RUANG KERUCUT




Rumus:






Volume = 1/3 x π x r x r x t
Luas = luas alas + luas selimut





6. RUMUS BANGUN RUANG LIMAS




Rumus:




Volume = 1/3 luas alas tinggi sisi
Luas = luas alas + jumlah luas sisi tegak









C. Macam Macam Rumus Bangun Datar dan Sifatnya


Bangun Datar terdiri dari segitiga, persegi, persegi panjang, jajaran genjang, belah ketupat, layang layang, trapesi
Berikut saya akan berbagi info tentang bangun datar berdasarkan definisi bangun datar, sifat sifat bangun datar, rumus keliling dan rumus luas



SEGITIGA
Definisi:
Segitiga adalah bangun geometri yang dibuat dari tiga sisi yang berupa garis lurus dan tiga sudut.

Sifat-Sifat:
Jumlah sudut pada segitiga besarnya 180⁰.
Jenis-jenis segitiga :

1) Segitiga Sama Sisi
a. mempunyai 3 simetri lipat.
b. mempunyai 3 simetri putar.
c. mempunyai 3 sisi sama panjang.
d. mempunyai 3 sudut sama besar yaitu 60⁰.

2) Segitiga Sama Kaki
a. mempunyai 1 simetri lipat.
b. mempunyai 1 simetri putar.
c. mempunyai 2 sisi yang berhadapan sama panjang.

3) Segitiga Siku-Siku
a. tidak mempunyai simetri lipat dan simetri putar.
b. mempunyai 2 sisi yang saling tegak lurus.
c. mempunyai 1 sisi miring.
d. salah satu sudutnya adalah sudut siku-siku yaitu 90⁰.
e. untuk mencari panjang sisi miring digunakan rumus phytagoras :


PERSEGI
Definisi:
Persegi adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh empat buah rusuk yang sama panjang dan memiliki empat buah sudut siku-siku.

Sifat:
Mempunyai 4 titik sudut.
Mempunyai 4 sudut siku-siku 90⁰.
Mempunyai 2 diagonal yang sama panjang.
Mempunyai 4 simetri lipat.
Mempunyai 4 simetri putar.

PERSEGI PANJANG
Definisi:
Persegi panjang adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh dua pasang rusuk yang masing-masing sama panjang dan sejajar dengan pasangannya, dan memiliki empat buah sudut siku-siku.

Sifat Sifat:
Sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
Sisi-sisi persegi panjang saling tegak lurus
Mempunyai 4 sudut siku-siku 90⁰.
Mempunyai 2 diagonal yang sama panjang
Mempunyai 2 simetri lipat.
Mempunyai 2 simetri putar


JAJARAN GENJANG
Definisi:
Jajaran Genjang adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh dua pasang rusuk yang masing-masing sama panjang dan sejajar dengan pasangannya, dan memiliki dua pasang sudut bukan siku-siku yang masing-masing sama besar dengan sudut di hadapannya.

Sifat-Sifat:
Tidak mempunyai simetri lipat dan simetri putar.
Sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang.
Dua sisi lainnya tidak saling tegak lurus.
Mempunyai 4 sudut, 2 sudut berpasangan dan berhadapan.
Sudut yang saling berdekatan besarnya 180⁰.
Mempunyai 2 diagonal yang tidak sama panjang.


BELAH KETUPAT
Definisi:
Belah ketupat adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh empat rusuk yang sama panjang dan dan memiliki dua pasang sudut bukan siku-siku yang masing-masing sama besar dengan sudut di hadapannya.

Sifat- Sifat:
Mempunyai 2 simetri lipat.
Mempunyai 2 simeteri putar.
Mempunyai 4 titik sudut.
Sudut yang berhadapan besarnya sama.
Sisinya tidak tegak lurus.
Mempunyai 2 diagonal yang berbeda panjangnya.


LAYANG-LAYANG
Definisi:
Layang-layang adalah bangun geometri berbentuk segiempat yang terbentuk dari dua segitiga sama kaki yang alasnya berhimpitan.

Sifat-Sifat:
Mempunyai 1 simetri lipat. Tidak mempunyai simetri putar
Mempunyai 4 sisi sepasang-sepasang yang sama panjang.
Mempunyai 4 buah sudut.
Sepasang sudut yang berhadapan sama besar.
Mempunyai 2 diagonal berbeda dan tegak lurus.


TRAPESIUM
Definisi:
Trapesium adalah bangun segiempat dengan sepasang sisi berhadapan sejajar.

Sifat-Sifat:
Tiap pasang sudut yang sisinya sejajar adalah 180⁰.

Jenis-jenis trapesium:
a. Trapesium Sembarang
mempunyai sisi-sisi yang berbeda.
b. Trapesium Siku-SIku
mempunyai sudut siku-siku.
c. Trapesium Sama Kaki
mempunyai sepasang kaki sama panjang


LINGKARAN
Definisi:
Lingkaran merupakan kurva tertutup sederhana beraturan.

Sifat-Sifat
Jumlah derajat lingkaran sebesar 360⁰.
Lingkaran mempunyai 1 titik pusat.
Mempunyai simetri lipat dan simetri putar yang jumlahnya tidak terhingga.
Istilah-istilah dalam lingkaran :

a. Diameter lingkaran (d) yaitu ruas garis yang menghubungkan dua titik pada busur lingkaran melalui titik pusat lingkaran.
b. Jari-jari lingkaran (r) yaitu ruas garis yang menghubungkan titik pada busur lingkaran dengan titik pusat lingkaran.
c. Tali busur yaitu garis yang menghubungkan dua titik pada busur lingkaran dan tidak melewati titik pusat lingkaran.
d. Busur yaitu bagian lingkaran yang dibagi oleh tali busur.
e. Juring yaitu daerah pada lingkaran yang dibatasi oleh 2 jari-jari maupun busur lingkaran.
f. Susut pusat yaitu sudut yang dibentuk oleh 2 buah jari-jari.




Sumber
http://adhityanugrahanovianta.blogspot.com/2012/03/bangun-datar.html


http://cobaunik.blogspot.com/2012/07/macam-macam-rumus-bangun-datar-dan.html
http://dewi-9b199701.blogspot.com/2012/03/rumus-rumus-bangun-datar-dan-bangun.html


http://belajar-soal-matematika.blogspot.com/2013/08/rumus-matematika-bangun-ruang-lengkap.html


http://pestatekateki.blogspot.com/2013/10/math-series-rumus-luas-dan-volume.html
BACA SELENGKAPNYA → KUMPULAN RUMUS-RUMUS BANGUN DATAR DAN BANGUN RUANG

Perbedaan Homonim, Homofon, Homograf, Polisemi



Dalam materi pelajaran Bahasa Indonesia tak asing kita jumpai Homonim, Homofon, Homograf, Polisemi. 4 pengertian tersebut memanglah sangat mirip antara yang satu dengan lainya, yang membuat bingung atau rancu dalam memahaminya.

kali ini saya akan kupas sedikit mengenai Perbedaan Homonim, Homofon, Homograf, Polisemi semoga bermanfaat dan bisa membantu kalian semua.

Homonim berasal dari kata homo berarti sama dan nym berarti nama. Berarti homonim adalah kata yang penamaan dan pengucapannya sama tetapi artinya berbeda.

Contoh:

Saya bisa membeli rumah. (bisa berarti dapat dan bermakna denotasi)
Pamanku terkena bisa ular yang mematikan. (bisa artinya racun makna denotasi)

Contoh lainnya yang bersifat homonim :

Rapat (berdempet-dempetan) – ‪#‎rapat‬ (meeting) 
Beruang (hewan) – ‪#‎beruang‬ (punya uang)
Syah = Raja - ‪#‎Syah‬ = kepala (pemimpin)
buku = ruas - ‪#‎buku‬ = kitab
bandar = pelabuhan - ‪#‎bandar‬ = parit - #bandar = pemegang uang dalam perjudian

Homofon terdiri atas kata homo yang berarti sama dan foni (phone) berarti bunyi atau suara. Berarti homofon adalah kata yang diucapkan sama tetapi berbeda dari segi maksud dan juga tulisan.

Perkataan-perkataan yang homofon mungkin dieja dengan serupa atau berbeda,

contoh :

Massa telah berkumpul di depan Istana Negara. (massa/masyarakat)
Hidupnya senang sepanjang masa. ( masa/waktu)

Contoh lainnya yang bersifat homofon :
Sangsi ; bimbang atau ragu-ragu, sanksi ; (hukuman)
Bank (tempat menyimpan / menghutang uang), bang (berarti sebutan kakak laki-laki)

Perkataan-perkataan diatas adalah serupa dari segi sebutan tetapi mempunyai arti yang berbeda, atau merujuk kepada perkara yang tidak sama. Homofon merupakan sejenis homonim, meskipun kadang-kala homonim digunakan untuk merujuk hanya kepada homofon yang mempunyai ejaan yang sama tetapi arti yang berlainan. Istilah ini juga digunakan untuk unit-unit yang lebih singkat daripada perkataan, seperti huruf atau beberapa huruf yang disebut sama dengan huruf lain atau kumpulan huruf yang lain. Homofon adalah istilah yang berlawanan dengan homograf.

Homograf terdiri atas kata homo berarti sama dan graf (graph) berarti tulisan. Jadi homograf adalah kata yg sama ejaannya dengan kata lain, tetapi berbeda lafal dan maknanya.

Contoh homograf antara lain adalah :

Buah apel ini enak sekali. (apel maksudnya buah)
Anak-anak telah apel di lapangan tadi pagi. (apel maksudnya kumpul)

Contoh lainnya yang bersifat homograf :

Pejabat teras (pejabat utama) itu duduk santai di teras (lantai depan rumah) sambil membaca berita di koran tentang pertanian di daerah teras (bidang tanah datar yang miring di perbukitan)
Polisi serang (mendatangi untuk menyerang) penjahat di Kabupaten Serang (nama tempat). Serangan jantung (penyakit jantung yang mendadak) melanda orang tua yang tidak pernah berolah raga.

Polisemi adalah suatu kata yang mempunyai makna lebih dari satu.

Contoh :

Husni mempunyai hubungan darah dengan Hasan.
Tubuhnya berlumuran darah akibat terjatuh dari sepeda motor.

Perhatikan kata darah pada kalimat pertama yang berarti keluarga (makna konotasi), sedangkan darah pada kalimat kedua berarti zat merah dalam tubuh kita (makna denotasi).
BACA SELENGKAPNYA → Perbedaan Homonim, Homofon, Homograf, Polisemi

PESAWAT SEDERHANA



Jenis Katrol

Ada 2 jenis katrol, yaitu :

1. Katrol Tetap

2. Katrol Bergerak



Katrol Tetap


Pada Katrol Tetap Titik Tumpu terletak pada sumbu katrol artinya
Jarak antara Titik Beban ke Titik Tumpu sama dengan jarak antara kuasa ke titik tumpu dengan demikian maka panjang lengan beban sama dengan panjang lengan kuasa

Karena Lengan beban sama dengan Lengan Kuasa
Maka keuntungan mekanik pada katrol tetap adalah :


Jadi keuntungan mekanik katrol tetap adalah 1
Keuntungan lain dari katrol tetap adalah mengubah arah gaya dari gaya angkat menjadi gaya tarik ke bawah


Untuk menentukan besar gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban dengan katrol tetap dapat dihitung sebagai berikut :


Beban beratnya 100 N diangkat dengan katrol tetap seperti gambar di sebelah ini. Berapa besar gaya kuasa untuk mengangkat beban tersebut.
Berapa keuntungan mekaniknya?
Penyelesaian :
Diketahui B = 100 N, diangkat dengan katol tetap
Ditanya F = ....?



Jawab :
Katrol tetap F = B
Jadi F = 100 N







Katrol Bergerak


Pada katrol bergerak titik tumpu terletak pada tali yang terikat pada tempat tertentu sedangkan titik beban terletak pada pusat (poros) katrol dan titik kuasa terletak pada tali yang ditarik gaya.
Oleh sebab itu maka panjang lengan kuasa adalah 2 kali panjang lengan beban
Jadi keuntungan mekanik katrol bergerak adalah 2 kali


Contoh cara menghitung besar gaya untuk mengangkat beban dengan katrol bergerak Perhatikan gambar di bawah ini!


Benda 200 N diangkat dengan katrol bergerak, berapa besar kuasa untuk mengangkat beban tersebut
Penyelesaian :
Diketahui B = 200 N, diangkat dengan katol bergerak
Ditanya F = ....?
Jawab : Katrol bergerak Keuntungan mekaniknya = 2 kali,



BACA SELENGKAPNYA → PESAWAT SEDERHANA

Rabu, 11 November 2015

Kata Baku – Tidak Baku






1. Abjad - abjat


2. Aktif – aktip


3. Aktivitas – aktifitas


4. Andal – handal


5. Analisis – analisa


6. Andal – handal


7. Antre – antri


8. Asas – azas


9. Apotek – apotik


10. Atlet – atlit


11. Atmosfer –atmosfir


12. Bus - bis


13. Cabai – cabe


14. Cendekiawan – cendikiawan


15. Cenderamata – cinderamata


16. Detail – detil


17. Definisi – difinisi


18. Diagnosis – diagnosa


19. Embus – hembus


20. Ekstra - extra


21. Ekstrem – ekstrim


22. Februari – Pebruari


23. Fondasi – pondasi


24. Formal - formil


25. Frekuensi – frekwensi


26. Gizi - gisi


27. Hafal – hapal


28. Hakikat - hakekat


29. Hipotesis – hipotesa


30. Hierarki – hirarki


31. Ijazah – ijasah


32. Izin – ijin


33. Imbau – himbau


34. Isap – hisap


35. Istri - isteri


36. Jadwal -jadual


37. Jenazah – jenasah


38. Jenderal - jendral


39. Justru – justeru


40. Karier – karir


41. Kategori – katagori


42. Komplet - komplit


43. Konferensi – konperensi


44. Kongres – konggres


45. Konkret - kongkrit


46. Kreativitas - kreatifitas


47. Kualifikasi – kwalifikasi


48. Kualitatif – kwalitatif


49. Kuantitatif – kwantitatif


50. Kualitas – kwalitas






51. Kuitansi – kwitansi


52. Lubang – lobang


53. Maaf – ma’af


54. Makhluk - mahluk


55. Masjid – mesjid


56. Merek – merk


57. Meterai – meterei


58. Metode – metoda


59. Miliar – milyar


60. Misi – missi


61. Modern - moderen


62. Mubazir - mubadir


63. Mulia – mulya


64. Mungkir – pungkir


65. Museum – museum


66. Napas - nafas


67. Narasumber – nara sumber


68. Nasihat – nasehat


69. Objek – obyek


70. Objektif – obyektif


71. Paham - faham


72. Paspor - pasport


73. Peduli – perduli


74. Pikir - fikir


75. Praktik – praktek


76. Provinsi – propinsi


77. Rabu- rebo


78. Risiko – resiko


79. Sah - syah


80. Sekadar – sekedar


81. Sentral - central


82. Silakan – silahkan


83. Sistem – sistim


84. Saksama – seksama


85. Subjek – subyek


86. Subjektif – subyektif


87. Surga - sorga


88. Tampak – nampak


89. Teladan - tauladan


90. teknik – tehnik


91. Teknologi – tehnologi


92. Telanjur – terlanjur


93. Telantar – terlantar


94. Terampil – trampil


95. Vila - villa


96. Wakaf - waqaf


97. Wujud - ujud


98. Yudikatif - yudikatip


99. Ubah – rubah


100. Zaman - jaman



Nah, bagaimana sudah cukup penjelasan tentang macam-macam kata baku dan tidak baku. Untuk sedikit meriview tentang penggunaan kata "acuh", sering kali kita mengartikannya dengan penjelasan "tidak pedulu",padahal arti sebenarnya adalah peduli.


Demikian sedikit penjelasan tentang contoh kata baku dan contoh kata tidak baku.
BACA SELENGKAPNYA → Kata Baku – Tidak Baku

Kata Baku dan Kata Tidak Baku Beserta Pengertiannya



A
aberasi (abrasi) – penyimpangan dari yang umum
absorpsi (absorsi) – penyerapan
aki (accu) – alat himpun tenaga listrik
adab (adap) – moral
adidaya (adi daya) – adi kuasa
Abjad ( abjat) – huruf dalam bahasa indonesia
Aktif ( aktip) – ikut partisipasi / tidak pasif
Aktivitas ( aktifitas) – suatu kegiatan
Andal (handal) - dapat diharapkan / pintar dalam bidangnya.
Analisis (analisa) - penyelidikan
Antre ( antri ) – menunggu giliran
Apotek (apotik) – tempat menjual obat atau tebus obat
Atlet (atlit) – orang yang disebut olahragawan

B
batalion (batalyon) – bagian dari resimen dalam kesatuan tentara
baterai (baterei) – alat himpun dan pembangkit tenaga listrik
blangko (belangko) – tanda bukti pembayaran
bengkuang (bengkoang/bengkowang) – termasuk dalam umbi
beterbangan (berterbangan) – banyak barang yang terbang / jatuh kesana kemari
Bus (bis) – mesin transportasi
Bronkhitis (bronchitis) - radang tenggorokan
Budek(budge) - tuli; tunarungu; lemah atau kurang pendengaran
bujet (budget) - anggaran pemasukan dan pengeluaran; rencana anggaran
bumiputra (bumiputera) - penduduk asli; pribumi
bungalo (bungalow) - tempat peristirahatan di luar kota

C
clash (kles): bentrokan; pertentangan; perselisihan
clien (klien): penerima layanan hukum dari pengacara; pelanggan
closet (kloset): porselin pada tempat buang air besar
club (klab): perkumpulan; gedung pertemuan
clurit (celurit): sabit lengkung
cockpit (kokpit): ruang pilot atau kopilot pesawat terbang
cocktail (koktail): minuman beralkohol bercampur es batu dan gula
coklat (cokelat): warna seperti sawo matang
combro (comro): nama sejenis panganan
cumulus (kumulus): awan padat yang menggumpal


D
deputy (deputi): wakil pejabat
design/disain (desain): rancangan; corak; pola
despenser (dispenser): mesin saji; penyemprot
destilasi (distilasi): proses penguapan
deterjen (detergen): bahan pencuci pakaian
detil/detel (detail): sampai ke bagian-bagian kecil;rinci
deviden (dividen): bagian dari keuntungan perusahaan
dharma (darma): ajaran atau perbuatan baik;kebajikan
dhoif (daif): kekuatan hukumnya lemah
dhuhur/lohor (zhuhur): salat pada tengah siang hari;waktu tegah siang hari
duren (durian): buah yang kulitnya berduri
dopping (doping): penggunaan obat terlarang


E
eksport/export (ekspor): pengiriman sesuatu ke luar negeri
ekstrim (ekstrem): keras dan teguh pendirian; fanatik
ekwivalen/equivalen (ekuivalen): kadarnya sebanding
elektroda (elektrode): kutub baterai listrik; pengalir arus listrik
elip (elips): bundar melonjong
elit (elite): kalangan terpilih; terpandang
empek-empek (pempek): makanan khas Palembang
engine (enjin): alat penggerak mesin; mesin
ensiklopedia (ensiklopedi): kumpulan karya berbagai ilmu disertai penjelasannya


F
fitoksoid (fitotoksoit): zat yang menimbulkan tumbuhan keracunan
foklor (folklor): cerita rakyat dan adat istiadatnya atau ilmunya
formil (formal): sesuai dengan aturan; resmi
foto copy/foto kopi/photo copy (fotokopi): mesin pengganda barang cetak atau hasilnya
foto studio (studio foto): studio untuk pemotretan; ruang untuk mengambil gambar
fotosintesa/fotosintesis (fotosintetis): pembentukan zat makanan pada tumbuhan di dalam bantuan sinar matahari
frasa (frase): gabungan kata yang bermakna
frekwensi (frekuensi): getaran gelombang; kekerapan
frigit (frigid): tidak mudah terangsang; nafsu seksualnya tidak bergairah
fron (front): garis depan pertahanan; medan laga
faqih (fakih): pakar hukum Islam
farmakop (farmakope): buku obat-obatan standar
fas (vas): tempat wadah bunga hiasan; jambangan
ferri/fery (feri): kapal penyebrangan


G
ghaib/ghoib (gaib): tersembunyi; terselubung
gip (gips): pembalut tulang patah
gladi (geladi): latihan; pemanasan kerja
glamour (glamor): gemerlap; berkilauan
glondong (gelondong): batangan kayu utuh yang
besar
glosary (glosarium): daftar kata dan penjelasannya
glukoma (glaukoma): bular hijau pada mata
glukosa (glukose): zat pembentuk gula; zat gula
goa (gua): lobang besar pada batu atau gunung
grendel (gerendel): kunci pintu dari logam
griya (gria): rumah; tempat tinggal


H
higiena/hygiene (higiene): ilmu kesehatan
himbau (imbau): seruan ajakan serius
himpit (impit): desak-desakan; apit
hingar-bingar (ingar-bingar): hiruk-pikuk; gempar
hipermetri (hipermetripia): penyakit mata rabun dekat
hipotesa (hipotesis): anggapan dasar yang didugaduga
hipotik (hipotek): surat berhutang; kredit dengan jaminan
hipovitaminose (hipovitaminosis): penyakit akibat kekurangan vitamin
hirarki (hierarki): tingkatan secara unit
hiroglif (hieroglif): tulisan Mesir kuna
hisap (isap): tarikan bertenaga hawa; sedot
honocoroko (hanacaraka): aksara Jawa


I
illusi (ilusi): hanya angan-angan; khayalan
import (impor): pemasukan sesuatu dari luar negeri
incognito (inkognito): sembunyi-sembunyi; secara menyamar
income (inkam): pendapatan; penghasilan
influensa/influinza (influenza): penyakit batuk; salesma
infra merah (inframerah): sinar matahari yang panas
ionosfir (ionosfer): salah satu lapisan bumi
iradah/irodah (iradat): kehendak Tuhan
irasionil/irrasional (irasional): tidak masuk akal; tidak berdasar rasio
Islamiyah (Islamiah): bersifat keislaman
isra’ (israk): perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke Masjidil Aksa
isteri (istri): pasangan hidup suami; wanita yang menikah; bini


J
jadah (juadah): penganan dari ketan yang ditumbuk
jaelangkung/jailangkung (jalangkung): permainan memanggil ruh
jagad (jagat): dunia dan isinya; alam dunia
jahiliyah (jahiliah): kebodohan; belum beradab
jaman (zaman) : waktu lalu yang menandai sesuatu; waktu ; masa
jejer (jajar): baris atau deret secara teratur; banjar
jemaah/jemaat (jamaah): kumpulan orang beribadah
jenasah (jenazah): jasad orang mati; mayat
jendral (jenderal): pangkat tertinggi dalam militer
jerembap (jerembab): jatuh tertelungkup
jiujitsu/yuyitsu (jujitsu): beladiri khas Jepang
jizim (jisim): jasad; badan; tubuh; raga
jogging (joging): lari kecil untuk menyehatkan badan
joint (join): bergabung; ikut serta; patungan


K
kaos (kaus): sarung baan, kaki, dan tangan
kasep (kasip): terlewat waktu
katagori (kategori): dasar mengelompokkan; kriteria
kataketis (katekis): guru agama Kristen
katalepsia (katalepsi): sulit mengembalikan otot
katalisa (katalisis): pendayagunaan reaksi kimia
klop (kelop): cocok benar; sesuai; serasi; pas
klorofil (kloropil): zat hijau daun
kloter (keloter): kelompok terbang kwaci
(kuaci): biji semangka yang dikeringkan
kwartal (kuartal): seperempat tahun; triwulan
kung fu (kungfu): jenis seni beladiri
kuno (kuna): dahulu kala
kurnia (karunia): belas kasih Tuhan; anugerah
kusen (kosen): kerangka jendela dari kayu


L
lapal/rapal (lafal): cara pengucapan bunyi bahasa
lasykar (laskar): kelompok serdadu; pasukan perang
laveransir (leveransir): penyedia kebutuhan
ledeng (leding): saluran air dari pipa
linier (linear): berkaitan dengan garis
literal (litoral): antara pantai berpasang tinggi dan rendah
liver (lever): hati
linier (linear): berkaitan dengan garis
literal (litoral): antara pantai berpasang tinggi dan rendah
liver (lever): hati


M
mabok (mabuk): hilang kesadaran; amat gemar; tergila-gila
madukoro (madukara): kain sutera benang emas
mafum/ma’fum (mafhum): sudah faham
maag (mag): salah satu alat pencernaan; lambung
mahnet (magnet): besi berdaya tarik seperti listrik
maghrib (magrib): waktu matahari tenggelam; waktu salat magrib
Mahabarata (Mahabharata): kisah perang keluarga Bharata
Maha Esa (Mahaesa): Tuhan; Allah
maesa (mahesa): kerbau
mahfudz (mahfuz): yang tersembunyi dalam hati
maisena (maizena): tepung jagung
moderen (modern): mutakhir; yang paling baru
monarkhi (monarki): sistem pemerintahan raja
monotheis (monoteis): kepercayaan satu Tuhan
monotype (monotipe): mesin susun huruf lepas
multi fungsi (multifungsi): banyak fungsinya
mummi (mumi): mayat yang diawetkan dengan balsam


N
netralisir (netralisasi): proses penetralan penawaran racun atau bisa
netting (neting): permainan di depan net; bola menyentuh net
netto (neto): berat bersih; penghasilan bersih
nina bobo (ninabobo): tembang untuk menidurkan bayi
nipas (nifas): darah dari rahim yang keluar setelah melahirkan
nomaden (nomad): kelompok orang yang hidupnya berpindah-pindah
nomer (nomor): angka urutan kedudukan
non aktif/non-aktif (nonaktif): tidak bertugas lagi
non Indonesia (non-Indonesia): bukan Indonesia
nonsen (nonsens): omong kosong; tidak ada artinya
notulen (notula): catatan singkat hasil pertemuan


O
okulele (ukulele): alat musik seperti gitar empat dawai
omset (omzet): uang hasil penjualan
ongseng/oseng-oseng (gongseng): menggoreng tanpa minyak; hanya dengan bumbu
oplet (opelet): angkutan umum berbentuk sedan
orange (oranye): merah kekuningan; jingga
organisir (organisasi): mengatur sesuatu hingga membentuk kesatuan; satu kesatuan
orisinil (orisinal): masih seperti semula; belum berubah; asli
orkhestra/orchestra (orkestra): orkes gesek
osmosis (osmose): tembusnya dinding sel oleh percampuran dua cairan
otentik (autentik): asli; sah
otopsi (autopsi): pembedahan tubuh mayat


P
pacet (pacat): lintah darat
padepokan (pedepokan): tempat semedi; sanggar seni
padri (paderi): pendeta Kristen atau Katolik; pastur
palem (palm): keluarga tumbuhan kelapa atau kurma
pamfelet/famplet (pamflet): brosur; selebaran
panca indra (pancaindera): lima indera yaitu
penglihatan, pencium, pengecap, perasa, pendengar
panembahan (penembahan): sebutan raja atau orang yang dihormati
pangkreas (pankreas): kelenjar ludah perut
panitra (panitera): pencatat dalam persidangan; penulis
paradox (paradoks): berlawanan; bertentangan
pleton (peleton): satu pasukan prajurit
plintir (pelintir): gerak memutar
plonco (pelonco): pengenalan dan penghayatan lingkungan baru
plontos (pelontos): kepala dibuat tidak berambut gundul
polio (folio): jenis ukuran kertas
pondasi (fondasi): dasar bangunan


Q
qasidah/qosidah (kasidah): nyanyian dari Arab
qodariyah (kadariah): pandangan bahwa kehidupan manusia ditentukan sendiri oleh manusia
qodi/qadi (kadi): hakim agama Islam
Qodiriyah (Kadiriah): aliran tarikat yang didirikan Abdul Kadir Jailani
qolam/qalam (kalam): alat tulis; perkataan
qolbu (kalbu): pusat perasaan batin; hati
Qomariyah (Kamariah): penanggalan berdasarkan peredaran bulan
qomat (kamat): seruan salat segera dimulai
qona’ah (kanaah): merasa cukup menerima pemberian Allah
qori (qari): laki-laki pembaca Alquran
qoriah (qariah): wanita pembaca Alquran


R
radio aktif (radioaktif): sinar radium dan uranium untuk pengobatan
raka’at/rekaat (rakaat): hitungan dalam salat
Ramadhan/Romadhon/Romadlon (Ramadan): bulan kesembilan dalam tahun Hijrian; bulan puasa
rangking/rengking (ranking): peringkat; pangkat; tingkat
ranzel/rangsel (ransel): tas gendong besar dari kain terpal
rapih (rapi): enak dipandang mata; bersih dan teratur
rapot/raport (rapor): buku catatan hasil belajar
rasia/rajia (razia): penggerebekan pemerikasaan surat kendaraan
rasialist (rasialis): pengikut paham rasial; mempertahankan perbedaan warna kulit
rasionil (rasional): sesuai dengan akal
romo (rama): ayah; bapak; gelar pendeta Katolik
romusha (romusa): pekerja paksa zaman Jepang
rong-rong (rongrong): merusak sedikir demi sedikti
ronsen (rontgen): foto dengan sinar-x
route (rute): arah jalan yang dilewati


S
centigram (sentigram): seperseratus gram
centimeter (sentimeter): seperseratus meter
sa’i (sai): berjalan atau lari dalam rangkaian ibadah haji; berjalan atau lari dari Safa ke Marwah
sahadat (syahadat): pengakuan dan kesaksian iman Islam
sahid/syahit (syahid): orang mati karena membela agama
sahwat (syahwat): nafsu untuk senggama; berahi
saka guru/sokoguru/soko guru (sakaguru): tiang; penyangga utama
sakharin (sakarin): zat gula
saklar (sakelar): alat hubungan aliran listrik; penghidup dan pemati lampu listrik
salesma (selesma): penyakit hidung beringus; influenza; pilek
seign/sign/sen (sein): tanda; isyarat; lambang; simbol
sekedar (sekadar): alakadarnya
sekering (sekring): alat pengatur arus listrik
sepon/spon (spons): busa karet
seprei (seprai): kain alas kasur
sticker (stiker): tulisan pada plastik untuk ditempel
stip (setip): karet peghapus tulisan
stir (setir): kemudi kendaraan
stock (stok): persediaan barang
stress (stres): tekanan jiwa
strip (setrip): tanda pangkat pada bahu
strok (stroke): serangan otak dibarengi kelumpuhan
sub bab (subbab): anak bab; di bawab




T
tersina (terzina): puisi tiga larik
test (tes): ujian untuk menjajagi kemampuan; percobaan
thawaf (tawaf): berjalan tujuh kali mengitari kakbah sewaktu haji
theater (teater): gedung pertunjukan film
theologi (teologi): ilmu tentang ketuhanan
tonel (tonil): sandiwara; pentas drama
top hit (tophit): pada puncak kesuksesan
topaz (topas): batu permata aneka warna
toples (stoples): tabung plastik penyimpan roti
tour (tur): perjalanan wisata; pelancong; piknik
touris (turis): wisatawan; pelancong
U
ujian ulangan (ujian ulang): ujian untuk memperbaiki nilai
ukhrowi (ukhrawi): berhubungan atau bersifat akhirat; keakhiratan
ultra modern (ultramodern): luar biasa modernnya; modern sekali; mutakhir
urin (urine): air kencing; air seni
ustadz (ustaz): guru agama Islam; mubalig




V
valentin (valentine): hari kasih sayang
vampire (vampir): kelelawar besar penghisap darah; makhluk halus yang menakutkan
vanilli/panili (vanili): biji pengharum makanan
varices (varises): pelebaran pembuluh darah balik
varitas (varietas): tanaman berbeda dari lain kelompok
vaskuler (vaskular): perihal pembuluh darah
vegetarian (vegetaris): manusia yang berpantang makan daging
vermaks (vermak): pengubahan potongan atau model pakaian
vignet (vinyet): hiasan bentuk tumbuhan rambat
villa (vila): rumah asri di pegunungan


W
waver (wafer) : sejenis kue
waqaf (wakaf) : sumbangan
wihara (vihara) : rumah ibadah umat Buddha
wik (wig) : rambut palsu
wool (wol) : sejenis benang dari bulu domba
wudhlu/wudhlu’/wudhu’/wuduk (wudhu) : bersuci dengan air dalam agama islam
wusu (wushu) : seni olahraga bela diri dari Cina


X
senon (xenon) : unsur kimia dengan nomor atom 54
xantophil (xantofil): pigmen pada tumbuhan


Y
yudikatif (judikatif): berkaitan dengan yang
mengadili perkara; fungsi dan pelaksanaan keadilan
yudisial (judisial): berhubungan dengan pengadilan
yudo (judo): olahraga beladiri
yunior (junior): muda
yurisdiksi (jurisdiksi): berkaitan dengan hokum


Z
zahir/zohir/dhohir (lahir): keluar dari kandungannya; yang kelihatan dari luar
zam-zam (zamzam): mata air di Mekah
zig-zag (zigzag): berliku-liku; berkelok-kelok; berbelit-belit
zinah/jina (zina): persetubuhan yang tidak sah menurut hukum; senggama pria dan wanita yang bukan suami istri
zona (zone): wilayah yang dibatasi; daerah; kawasan
zygot/zigote (zigot): perkembangan lanjut pertemuan Ssel jantan dan betina; sebelum menjadi embrio
BACA SELENGKAPNYA → Kata Baku dan Kata Tidak Baku Beserta Pengertiannya

TEORI BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR


Hasil gambar untuk teori belajar

Kegiatan belajar bagi anak usia sekolah dasar mempunyai arti dan tujuan tersendiri. Seorang guru sekolah dasar sewajarnya memahami bahwa komponen anak merupakan komonen terpenting dalam proses pengajaran. Prosespengajaran itu harus diciptakan atas dasar pemahaman siapa dan bagaimana anak tumbuh dan berkembang. Kegiatan belajar mengajar yang secara praktis dikembangkan guru disekolah dasar dituntut untuk berorientasi pada perkembangan anak secara tepat.
Karakteristik anak usia sekolah dasar secara umum sebagaimana dikemukakan Bassett, Jacka, dan Logan (1983) berikut ini :
1. Mereka secara alamiah memiliki rasaingin tahu yang kuat dan tertarik akan dunia sekitar yang mengelilingi diri mereka sendiri,
2. Mereka senang bermain dan lebih suka bergembira/riang,
3. Mereka suka mengatur dirinya untuk menangani berbagai hal, mengeksplorasi suatu situasi dan mencobakan usaha-usaha baru ,
4. Mereka biasanya tergetar penasaranya dan terdorong untuk berprestasi sebagaimana mereka tidak suka mengalami ketidak puasan dan menolak kegagalan-kegagalan,
5. Mereka belajar secara efektif ketika mereka merasa puas dengan situasi yang terjadi,
6. Mereka belajar dengan cara bekerja, mengobservasi , berinisiatif , dan mengajar anak-anak lainya.

Arti belajar secara tradisional, sebagai upaya menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengertian belajar yang lebih modern diungkapkan Morgan dkk. (1986) sebagai setiap perubahantingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Definisi yang kedua ini memuat dua unsure penting dalam belajar yaitu, pertama belajar adalah perubahan tingkah laku dan, kedua perubahan yang terjadi karena latihan atau pengalaman.
Dalam konteks sekolah seorang anak dikatakan telah belajar apabila perubahan-perubahan yang terjadi pada anak sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sekolah dan masyarakat. Jadi terhadap hal yang bersifat negative dan tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah dan masyarakat tidak data kita katakan belajar walaupun diperoleh dari latihan atau pengalaman.
Gagne mengemukakan lima macam kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar sehingga pada gilirannya membutuhkan sekian macam kondisi belajar untuk pencapaiannya. Kelima macam kemampuan hasil belajar tersebutadalah:
1. Ketrampilan intelektual, sejumlah pengetahuan mulai dari baca tulis, hitung sampai pada pemikiran yang rumit. Kemampuan intelektual tergantung kepada kapasitas intelektual kecerdasan seseoranr dan kesempatan belajar yang tersedia ,
2. Strategi kognitif, mengatur cara belajar dan berfikir seseorang didalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah,
3. Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta. Kemampuan ini pada umumnya dikenai dan tidak jarang ,
4. Ketrampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain ketrampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan sebagainya
5. Sikap dan nilai berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari kecenderungan bertingkah laku terhdap orang,barang atau kejadian.

Paham dianggap modern tentang bagaimana anak usia SD itu belajar bersifat kontruktivistik; dipelopori oleh Jean Piaget (1896-1980), levVygotssky (1896-1934) dan Bruner (1060-an).
1. Bagi Piaget, anak adalah seorang yang aktif, membentuk atau menyusun pengetahuan mereka sendiri pada saat mereka menyesuaikan pikirannya sebagaimana terjadi ketika mereka mengeksplorasi lingkungan dan kemudian tumbuh secara kognitif terhadap pemikiran-pemikiran yang logis;
2. Bagi Vygotsky, anak itu mengkonstruksi pengetahuan mereka melalui interaksi pengajaran dan social dengan orang dewasa (guru) asalkan orang dewasa (guru) menjembatani arti dengan bahasa dan tanda atau symbol, yang dapat mengamati anak untuk kemudian anak itu tumbuh kearah pemikiran yang verbal.
3. Sedangkan Bruner, anak melalui aktivitas dengan orang dewasa (guru) mengkonstruksi pengetahuan mereka itu dalam bentuk tampilan spiral mulai dari “pre-speech”sebagaimana anak menetapkan format, peranan dan hal-hal yang rutin yang membuatnya merasa bebas untuk kemudian dapat terlibat dengan penggunaan bahasa yang lebih kompleks sebagaimana tersaji dalam suatu realitas.

Membandingkan ketiga pendapat ahli tersebut, maka akan dapat dipelajari persamaan dan perbedaanya. Persamaan ketiga pendapat ahli itu antara lain: ketiganya memandang bahwa anak adalah seorang yang aktif, memiliki kemampuan untuk membentuk pengetahuan sendiri.
Menyangkut perbedaannya, Piaget nampaknya menekankan bahwa penciptaan lingkungan belajar menjadi sorotan penting lingkungan yang akan menarik si anak; membuat mereka bekerja melakukan eksplorasi dengannya. Dengan cara demikian si anak mengkonstruksi pengetahuanya sendiri; bukan guru yang mengkonstruksi pengetahuan si anak itu. Bagi Vygotsky, yang ditekankan adalah interaksi guru dengan si anak. Dalam hal ini guru sepatutnya memahami dunia anak. Suatu interaksi baru dikatakan bermakna bagi anak, jika guru itu benar-benar ia mampu menjembatani arti dari symbol=symbol atau lambang-lambang yang digunakan. Bagi Bruner yang disoroti adalah gambaran proses ikiran si anak dalam mengkonstruksi suatu pengetahuan. Tampilanya berbentuk spiral, mulai, dari format, peranan, dan hal-hal yang rutin (bentuk yang sederhana / pre-speech) sehingga terlibat dalam penggunaan bahasa yang lebih kompleks sebagaimana tersaji dalam suatu realitas kehidupan.
Hal penting yang menjadi elajaran bagi kita adalah anak SD merupakan seorang yang aktif. Seorang guru yang konstruktivis yang baik adalah mereka yang suka menyediakan lingkungan atau bahan belajar (learning materials) yang cukup bagi anak didiknya, sebab guru tahu bahwa anak senang mengeksplorasi lingkungan belajar. Guru akan berusaha menciptakan sistem interaksi pengajaran dengan siapa saja anak itu berinteraksi ( guru dan temanya sendiri) yang menjembatani arti yang diperlukan. Selanjutnya, akan diyakini guru kontruktivis itu bahwa eksplorasi lingkungan dan interaksi yang terjadi merefleksikan pengalaman belajarsi anak sehingga pemilihan materi atau bahan pengajaran, kegiatan guru dan peserta didik, pemilihan sumber belajar yang akan dipakai, serta penyusunan tes, akan bertokak dari tujuan belajar yang hendak dicapai peserta didik dalam proses pengajaran. Karena itu, kesadaran tentang tujuan-tujuan belajar di atas, semestinya direfleksikan guru-guru sekolah dasar dalam kerangka membantu peserta didik meletakkan dasar-dasar kehidupan kearah perkembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan dan daya ciptanya.
Pentingnya rumusan tujuan belajar dinyatakan secara spesifik dan eksplisit adalah:

Untuk Peserta Didik ;
1. Dapat mengarahkan proses belajar peserta didik
2. Dapat mengukur sejauh mana mereka telah mencapai tujuan yang diinginkan
3. Dapat meningkatkan motivasi dengan mengetahui tingkat keberhasilannya dalam proses belajar.

Untuk Guru ;
1. Data memilih materi, strategi instruksional, dan sumber belajar yang sesuai untuk dipakai dalam usaha membantu peserta didik dalam usaha belajarnya .
2. Dapat mengukur keberhasilan guru sendiri dalam pengajarannya.

Sejumlah tujuan belajar yang sewajarnya dapat diwujudkan guru dalam kegiatan belajar anak didiknya di sekolah dasar itu yakni;
1. Menjadikan anak-anak senang, bergembira dan riang dalam belajar;
2. Memperbaiki berpikir kreatif anak-anak, sifat keingintahuan, kerja sama harga diri dan raasa percaya diri sendiri, khususnya dalam menghadapi kehidupan akademik;
3. Mengembangkan sikap positif anak-anak dalam belajar,
4. Mengembangkan afeksi dan kepekaan terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi dilingkungannya, khususnya perubahan yang terjadi dalam lingkungan social dan teknologi.

HAKEKAT MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR
Salah satu pengertian mengajar bisa merupakan kegiatan menyampaikan pesan berupa pengetahuan, ketrampilan dan penanaman sikap-sikap tertentu dari guru kepada peserta didik. Misalnya seorang guru SD kelas 6 sedang menjelaskan pokok bahasan “rotasi bumi” dengan menggunakan metode tanggung jawab dan, peserta didik memperhatikan dengan seksama. Kegiatan guru tersebut dikatakan mengajar.
Kegiatan mengajar sebenarnya bukan sekedar menyangkut persoalan penyampaian pesan-pesan dari seorang guru kepada para peserta didik. Hal itu sebenarnya menyangkut persoalan bagaimana guru membimbing dan melatih peserta didik untuk belajar. Kegiatan membimbing dan melatih peserta didik untuk belajar diperlukan kemampuan professional dari guru.
Beberapa pandangan tentang mengajar dapat dikemukakan sebagai berikut;
a. Mengajar dipandang sebagai ilmu (teaching as a science), artinya terdapat landasan yang mendasari kegiatan mengajar baik dari filsafat ilmu maupun dari teori-teori belajar mengajar, sifatnya metodologis dan procedural.
b. Mengajar sebagai teknologi (teaching as a tecnology), yaitu penggunaan perangkat alat yang dapat dan harus diuji secara empiris;
c. Mengajarkan sebagai suatu seni (teaching is an art), yang mengutamakan performance/penampilan guru secara khas dan unik yang berasal dari sifat-sifat guru dan perasaan serta nalurinya;
d. Mengejar sebagai pilihan nilai( wawasan kependidikan guru), bersumber pada pilihan nilai atau wawasan kependidikan yang dianut guru. Wawasan tersebut terpulang pada tujuan umum pendidikan nasional yang dapat ditelusuri kepada rumusan-rumusan yang formal maupun kepada asumsi-asumsi konseptual pada tujuan umum pendidikn nasional yang dapat ditelusuri kepada rumusan-rumusanyang formal maupun kepada asumsi-asumsi konseptual atau filosofinya yang mendasar.
e. Mengajar sebagai ketrampilan (teaching is as a skill), yaitu suatu proses penggunaan seperangkat ketrampilan secara terpadu.
Selanjutnya, T. Raka Joni (1985:3) merumuskan pengertian mengajar sebagai pencita dan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi yaitu tujuan instruksional yang ingi dicapai, guru dan peserta didik yang memainkan peranan senada dalam hubungan social tertentu, materi yang diajarkan, bentuk kegiatan yang dilakukan serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang tersedia.
Perbuatan mengajar merupakan perbuatan yang kompleks. Davis (1971) mengungkapkan bahwa pengertian mengajar sebagai suatu aktivitas professional yang memerlukan ketrampilan tingkat tinggi dan mencakup pengambilan keputusan. Sebagaimana keunikan dan karakteristik kegiatan belajar anak usia sekolah dasar, Piaget, Vygotsky, dan Bruner mengetengahkan cara-cara yang khas bagi seorang guru dalam mendorong terjadinya proses belajar bagi mereka.
Carol (1995) menuntut penciptaanlingkungan belajar sesuai dengan tiga dimensi perkembangan anak sekolah dasar, yaitu dimensi perkembangan fisik, dimensi perkembangan sosial-emosional, dan dimensi perkembangan bahasa atau kognisi
1. Dilihat dari dimensi perkembangan fisik
Perkembangan fisik usia SD memang tidak sepesat pertumbuhan yang terjadi pada usia lima tahun sebelumnya. Akan tetapi kemampuan anak dalam mengendalikan tubuhnya dan kemampuan duduk serta merta berada dalam suatu periode waktu yang relatif lebih lama merupakan cirri perkembangan fisik anak usia SD. Misalnya pada saat anak menghadapi sesuatu konsep yang abstrak, aktivitas fisik akan sangat dibutuhkan. Aktivitas fisik itu akan memberikan pengalaman nyata bagi anak untuk memahami arti suatu konsep yang abstrak.
2. Dilihat dari dimensi perkembangan sosial-emosional / moral
Perkembangan hubungan sosial-emosional dan adanya kesadaran etis normatif merupakan cirri yang kuat nampak pada usia sekolah dasar. Kompetensi-kompetensi sosial yang positif dan produktif akan berkembang pada usia ini, seperti kemampuan bekerja sama, kesadaran berkompetisi, menghargai karya orang lain, toleran, kekeluargaan, dan aspek budaya lainya.
3. Dilihat dari dimensi perkembangan bahasa atau kognisi
Perkembangan kognisi pada anak usia sekolah dasar menurut Piaget berada dalam dua tahapan dua masa transisi, yaitu masa transisi dari tahap praoperasional ke masa operasional konkrit dan masa transisi dari tahap operasional konkrit ke tahap operasional formal.

TEORI-TEORI BELAJAR
1. Teori Gestalt
Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman, yang sekarang menjadi tenar diseluruh dunia. Hukum yang berlaku pada pengamatan adalah sama dengan hukum dalam belajar yaitu ;
a) Gestalt mempunyai sesuatu yang melebihi jumlah unsure-unsurnya.
b) Gestalt timbul lebih dahulu dari pada bagian-bagianya.
Jadi dalam belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh response yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi.
2. Teori J.Bruner
Kata Bruner belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah. Sebab itu Bruner mempunyai pendapat, alangkah baiknya sekolah dapat menyediakan kesempatan bagi siswa untuk maju cepat sesuai dengan kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu.
3. Teori Piaget
Pendapat Piaget mengenai perkembangan proses belajar pada anak-anak adalah sebagai berikut:
a) Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa.
b) Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, menurut suatu urutanyang sama bagi semua anak.
c) Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan itu melalui suatu urutan tertentu tetapi jangka waktuuntuk berlatih dari satu tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak.
d) Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu;
· Kemasakan
· Pengalaman
· Interaksi sosial
· Equiliberation (proses dari ketiga faktor diatas bersama-sama untuk
membangun dan memperbaiki srtuktur mental).
e) Ada 3tahap perkembangan, yaitu;
» Berpikirsecara intuitif ± 4 tahun
» Beroperasi secara konkret ± 7 tahun
» Beroperasi secara formal ± 11 tahun
4. Teori R. Gagne
Terhadap masalah belajar, gagne memberikan dua definisi, yaitu;
a) Belajar ialah suatu proses untuk memeroleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, dan tingkah laku;
b) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari intruksi.
Belajar Mengajar adalah pola-pola umum kegiatan guru – anak didik perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan mempelajari Strategi Belajar Mengajar berarti setiap guru mulai memasuki suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik.
Interaksi yg bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis dgn memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pembelajaran.Sehingga bahan pelajaran yg disampaikan guru dapat difahami dan diaplikasikan siswa dengan tuntas.
Misalnya pengalaman belajar di SMA pada pelajaran matematika,
Beberapa strategi yang diajarkan pada semua siswa mulai dari :
1. Menjelaskan materi yang disampaikan
Guru menjelaskan materi yang akan disampaikan ke siswa, agar siswa mudah memahami materi tersebut.
2. Mencoba pada soal yang lebih sederhana dan cara menghitung dengan benar.
Setelah dijelaskan materi yang diberikan oleh guru, siswa dianjurkan untuk mengerjakan soal-soal dengan cara menghitung yang mudah atau sederhana.
3. Membuat tabel dan diagram
Ini digunakan untuk membantu menganalisis permasalahan dan mempermudah mendapatkan gambaran penyelesaian.
4. Menemukan rumus dengan cara sendiri
Siswa diberikan lembar kerja siswa untuk dikerjakan secara berkelompok untuk memecahkan persoalan dengan rumus sendiri.
5. Guru memberikan penguatan
Ini dilakukan untuk memotivasi siswa agar lebih semangat dalam pembelajaran.
Guru membuat strategi pembelajaran ini digunakan untuk mempermudah dalam melakukan kegiatan pembelajaran, memecahkan suatu persoalan masalah dan mengembangkan proses belajar siswa. Strategi belajar ini sangat baik dilakukan oleh guru saat memberikan pelajaran pada siswa di kelas. Dalam pembuatan strategi pembelajaran ini guru harus tahu karakteristik masing-masing siswa, agar mempermudah dalam mengembangkan materi yang akan diberikan

BACA SELENGKAPNYA → TEORI BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA




Tidak seperti biasanya, tiba-tiba saja ada siswa yang mendapat nilaimatematika yang jauh di bawah nilai rata-rata teman sekelasnya. Orang tuayang tidak menerima kenyataan ini lalu memeriksa pekerjaan anaknya. Merekakaget ketika mengetahui sang guru menyalahkan beberapa pekerjaan anaknyayang benar seperti: 2,3 + 3,01 = 5,31 dan ½ + 1/3 = 5/6. Ternyata, setelahdiselidiki lebih lanjut oleh orang tuanya, si anak salah menulis soal karena iamemiliki sedikit kekurangan pada organ matanya. Yang seharusnya 3,91ditulisnya 3,01 dan 1/5 ditulis 1/3. Sang guru menyalahkan pekerjaan tersebutkarena ia hanya terpaku pada kunci jawaban. Setelah sang anak diberikacamata, ia tidak salah lagi menulis soal dan nilai matematikanya menjadi baik.
Contoh ini menunjukkan bahwa penglihatan yang kurang baik dapat menjadisalah satu penyebab kesulitan belajar siswa. Dalam hal ini tulisan maupunperagaan guru kurang bisa dilihat sehingga informasi guru tidak sampai dengansempurna.
Setiap guru mendambakan para siswanya dapat belajar dengan baik.Namun kenyataannya tidaklah demikian. Sehingga guru mungkin pernahmenemui atau mengalami beberapa siswa yang selalu membikin ulah, sealumengacau, rendah diri, malas, lambat menghafal, ataupun membenci matapelajaran IPA, Matematika, ataupun Bahasa Inggris. Di sisi lain ada siswa yangbiasa ceria tetapi dengan tiba-tiba saja menjadi murung dan malas belajar.
Pertanyaan yang mungkin muncul adalah, mengapa hal seperti itu dapat terjadi?Kenyataan-kenyataan ini menunjukkan bahwa siswa dapat mengalami hal-halyang menyebabkan ia tidak dapat belajar atau melakukan kegiatan selamaproses pembelajaran sedang berlangsung. Mungkin juga, si siswa dapat belajaratau melakukan kegiatan selama proses pembelajaran sedang berlangsung,namun tidak maksimal. Faktor penyebabnya dapat berasal dari dalam diri si anaksendiri dan dapat juga dari luar. Pada contoh pertama, seorang anak mengalamihambatan belajar yang disebabkan oleh faktor penglihatan yang kurang baik,sedangkan pada contoh kedua, hambatan belajar tersebut lebih disebabkan olehfaktor kejiwaan pada diri anak tersbut. Para ahli seperti Cooney, Davis &Henderson (1975) telah mengidentifikasikan beberapa faktor penyebab kesulitantersebut, di antaranya:

1. FAKTOR FISIOLOGIS
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini berkaitdengan kurang berfungsinya otak, susunan syaraf ataupun bagian-bagiantubuh lain. Para guru harus menyadari bahwa hal yang paling berperanpada waktu belajar adalah kesiapan otak dan sistem syaraf dalammenerima, memroses, menyimpan, ataupun memunculkan kembaliinformasi yang sudah disimpan. Kalau ada bagian yang tidak beres padabagian tertentu dari otak seorang siswa, maka dengan sendirinya si siswaakan mengalami kesulitan belajar. Bayangkan kalau sistem syaraf atau otakanak kita karena sesuatu dan lain hal kurang berfungsi secara sempurna.
Akibatnya ia akan mengalami hambatan ketika belajar. Di samping itu,siswa yang sakit-sakitan, tidak makan pagi, kurang baik pendengaran,penglihatan ataupun pengucapannya sedikit banyak akan menghadapikesulitan belajar. Untuk menghindari hal tersebut dan untuk membantusiswanya, seorang guru hendaknya memperhatikan hal-hal yang berkaitdengan kesulitan siswa ini. Seorang siswa dengan pendengaran ataupunpenglihatan yang kurang baik, sebaiknya menempati tempat di bagiandepan. Untuk para orang tua, terutama ibu, makanan selama masakehamilan akan sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan fisikputra-putrinya . Makanan yang dapat membantu pertumbuhan otak dansistem syaraf bayi yang masih di dalam kandungan haruslah menjadiperhatian para orang tua.

2. FAKTOR SOSIAL
Merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah jika orang tua danmasyarakat sekeliling sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kegiatanbelajar dan kecerdasan siswa sebagaimana ada yang menyatakan bahwasekolah adalah cerminan masyarakat dan anak adalah gambaran orangtuanya. Oleh karena itu ada beberapa faktor penyebab kesulitan belajaryang berkait dengan sikap dan keadaan keluarga serta masyarakatsekeliling yang kurang mendukung siswa tersebut untuk belajar sepenuhhati. Sebagai contoh, orang tua yang sering menyatakan bahwa BahasaInggris adalah bahasa setan (karena sulit) akan dapat menurunkankemauan anaknya unutuk belajar bahasa pergaulan internasional itu. Kalauia tidak menguasai bahan tersebut ia akan mengatakan “ Ah Bapak sayatidak bisa juga.” Untuk itu, setiap guru tidak seharusnya menyatakansulitnya mata pelajaran tertentu di depan siswanya. Tetangga yangmengatakan sekolah tidak penting karena banyak sarjana menganggur,masyarakat yang selalu minum-minuman keras dan melawan hukum, orangtua yang selalu marah, nonton TV setiap saat, tidak terbuka ataupunkurang menyayangi anaknya dengan sepenuh hati dapat merupakan contohdari beberapa faktor sosial yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa.
Intinya, lingkungan di sekitar siswa harus dapat membantu mereka untukbelajar semaksimal mungkin selama mereka belajar di sekolah. Dengancara seperti ini, lingkungan dan sekolah akan membantu para siswa,harapan bangsa ini untuk berkembang dan bertumbuh menjadi lebihcerdas. Siswa dengan kemampuan cukup seharusnya dapat dikembangkanmenjadi siswa berkemampuan baik, yang berkemampuan kurang dapatdikembangkan menjadi berkemampuan cukup. Sekali lagi, orang tua, guru,dan masyarakat, secara sengaja atau tidak sengaja, dapat menyebabkankesulitan bagi siswa. Karenanya, peran orang tua dan guru dalammembentengi para siswa dari pengaruh negatif masyarakat sekitar, disamping perannya dalam memotivasi para siswa untuk tetap belajarmenjadi sangat menentukan.

3. FAKTOR KEJIWAAN
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini berkaitdengan kurang mendukungnya perasaan hati (emosi) siswa unutuk belajarsecara sungguh-sungguh. Sebagai contoh, ada siswa yang tidak suka matapelajaran tertentu karena ia selalu gagal mempelajari mata pelajaran itu.
Jika hal ini terjadi, siswa tersebut akan mengalami kesulitan belajar yangsangat berat. Hal ini merupakan contoh dari faktor emosi yangmenyebabkan kesulitan belajar. Contoh lain adalah siswa yang rendah diri,siswa yang ditinggalkan orang yang paling disayangi dan menjadikannyasedih berkepanjangan akan mempengaruhi proses belajar dan dapatmenjadi faktor penyebab kesulitan belajarnya. Hasil penelitian menunjukkanbahwa anak yang dapat mempelajari suatu mata pelajaran dengan baikakan menyenangi mata pelajaran tersebut. Begitu juga sebaliknya, anakyang tidak menyenangi suatu mata pelajaran biasanya tidak atau kurangberhasil mempelajari mata pelajaran tersebut. Karenanya, tugas utamayang sangat menentukan bagi seorang guru adalah bagaimana membantusiswanya sehingga mereka dapat mempelajari setiap materi dengan baik.
Yang perlu mendapatkan perhatian juga, hukuman yang diberikan seorangguru dapat menyebabkan siswanya lebih giat belajar, namun dapat jugamenyebabkan mereka tidak menyukai guru mata pelajaran tersebut. Dapatjuga terjadi, si siswa lalu membenci sama sekali mata pelajaran yang diasuhguru tersebut. Kalau hal seperti ini yang terjadi, tentunya akan sangatmerugikan si siswa tersebut. Peran guru memang sangat menentukan.
Seorang siswa yang pada hari kemarinnya hanya mampu mengerjakan 3 dari 10 soal dengan benar, lalu dua hari kemudian ia hanya mampumengerjakan 4 dari 10 soal dengan benar, gurunya harus menghargaikemajuan tersebut. Guru hendaknya jangan hanya melihat hasilnya saja,namun hendaknya menghargai usaha kerasnya. Dengan cara seperti ini,diharapkan si siswa akan lebih berusaha lagi. Intinya, tindakan seorangguru dapat mempengaruhi perasaan dan emosi siswanya. Tindakantersebut dapat menjadikan seorang siswa menjadi lebih baik, namun dapatjuga menjadikan seorang siswa menjadi tidak mau lagi untuk belajar suatumata pelajaran.

4. FAKTOR INTELEKTUAL
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini berkaitdengan kurang sempurna atau kurang normalnya tingkat kecerdasan siswa.Para guru harus meyakini bahwa setiap siswa mempunyai tingkatkecerdasan berbeda. Ada siswa yang sangat sulit menghafal sesuatu, adayang sangat lamban menguasai materi tertentu, ada yang tidak memilikipengetahuan prasyarat dan juga ada yang sangat sulit membayangkan danbernalar.
Hal-hal yang disebutkan tadi dapat menjadi faktor penyebabkesulitan belajar pada diri siswa tersebut. Di samping itu, hal yang perlumendapatkan perhatian adalah para siswa yang tidak memiliki pengetahuanprasyarat. Ketika sedang belajar matematika atau IPA, ada siswa SLTP yangtidak dapat menentukan hasil 1/2 + 1/3, (–5) + 9, ataupun 1 : ½. Siswaseperti itu, tentunya akan mengalami kesulitan karena materi terebutmenjadi pengetahuan prasyarat untuk mempelajari matematika ataupunIPA SLTP. Untuk menghindari hal tersebut, Bapak atau Ibu Guru hendaknyamengecek dan membantu siswanya menguasai pengetahuan prasyarattersebut sehingga mereka dapat mempelajari materi baru dengan lebihbaik.

5. FAKTOR KEPENDIDIKAN
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini berkaitdengan belum mantapnya lembaga pendidikan secara umum. Guru yangselalu meremehkan siswa, guru yang tidak bisa memotivasi siswa untukbelajar lebih giat, guru yang membiarkan siswanya melakukan hal-hal yangsalah, guru yang tidak pernah memeriksa pekerjaan siswa, sekolah yangmembiarkan para siswa bolos tanpa ada sanksi tertentu, adalah contoh darifaktor-faktor penyebab kesulitan dan pada akhirnya akan menyebabkanketidak berhasilan siswa tersebut.
Berdasar penjelasan di atas, Bapak dan Ibu Guru sudah seharusnyamenyadari akan adanya beberapa siswa yang mengalami kesulitan atau kurangberhasil dalam proses pembelajarannya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktortertentu, sehingga mereka tidak dapat belajar dan kurang berusaha sesuaidengan kekuatan mereka. Idealnya, setiap guru harus berusaha dengan sekuattenaga untuk membantu siswanya keluar dari setiap kesulitan yangmenghimpitnya. Namun hal yang perlu diingat, penyebab kesulitan itu dapatberbeda-beda. Ada yang karena faktor emosi seperti ditinggal saudara kandungtersayang ataupun karena faktor fisiologis seperti pendengaran yang kurang.
Untuk itu, para guru harus mampu mengidentifikasi kesulitan dan penyebabnyalebih dahulu sebelum berusaha untuk mencarikan jalan pemecahannya.
Pemecahan masalah kesulitan belajar siswa sangat tergantung padakeberhasilan menentukan penyebab kesulitan tersebut. Sebagai contoh, siswa Ayang memiliki kesulitan karena penglihatan atau pendengaran yang kurangsempurna hanya dapat dibantu dengan alat optik atau alat elektronik tertentudan mereka diharuskan duduk di bangku depan. Namun para siswa yangmengalami kesulitan belajar karena faktor lingkungan dan faktor emosi tidakmemerlukan kacamata seperti yang dibutuhkan siswa A namun merekamembutuhkan bantuan dan motivasi lebih dari gurunya. Pengalaman sebagaiguru telah menunjukkan bahwa ada siswa yang sering membuat ulah di kelasdengan maksud agar diperhatikan guru dan temannya. Setelah diselidiki ternyataia kurang mendapat perhatian orang tuanya. Untuk anak seperti ini, sudahseharusnya para guru lebih memberikan perhatian dan kasih sayang. Sekali lagi,kesabaran, ketekunan dan ketelatenan para guru sangat diharapkan di dalammenangani siswa yang mengalami kesulitan belajar. Guru dapat menyarankanorang tua siswa tertentu untuk memberi tambahan pelajaran khusus di sore hariuntuk siswa yang lamban. Yang lebih penting dan sangat menentukan adalahperan guru pemandu, kepala sekolah, pengawas maupun Kepala KantorDepdiknas di dalam menangani kesulitan belajar siswa yang disebabkan olehfaktor-faktor kependidikan. Pada akhirnya penulis meyakini bahwa pengetahuantentang faktor-faktor penyebab kesulitan belajar ini akan sangat bermanfaat bagiBapak dan Ibu Guru. Dengan membaca tulisan ini, diharapkan para guru akanmengetahui, selanjutnya dapat menggunakan pengetahuan tersebut dalam PBMterutama ketika ia sedang mendiagnosis kesulitan belajar siswa. Pada akhirnya,mudah-mudahan usaha setiap jajaran Depdiknas untuk mencerdaskan kehidupanbangsa akan berhasil dengan gemilang.

BACA SELENGKAPNYA → FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK




Pendekatan Scientific 


Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran disajikan sebagai berikut:

a. Mengamati (observasi)

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81A/2013, hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.

b. Menanya

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.

Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

c. Mengumpulkan Informasi

Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/, aktivitas wawancara dengan nara sumber dan sebagainya. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

d. Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/Menalar

Kegiatan “mengasosiasi/ mengolah informasi/ menalar” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.

Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar, yaitu proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia.

e. Menarik kesimpulan

Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi. Setelah menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan.

f. Mengkomunikasikan

Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. 


Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. 


BACA SELENGKAPNYA → LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

Rabu, 04 November 2015

MACAM-MACAM KECERDASAN PADA ANAK


2.1 Pendapat Para Ahli Terkait dengan Kecerdasan Anak.

Kecerdasan merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan kepada setiap insan. Anugerah ini mampu menggerakkan seluruh sendi kehidupan di dunia dan keberhasilan yang dirasakan selama ini. Istilah kecerdasan sering dikaitkan dengan kemampuan seseorang untuk bertindak, bekerja, menghitung matematis, mengukur, membaca cepat, berbahasa asing dengan lancar, memecahkan masalah, bekerjasama, sabar, pintar, IQ di atas rata-rata, pengambilan keputusan dan mengerjakan banyak hal sekaligus. Dari semua pengertian yang ada, para ahli sepakat bahwa yang dimaksud dengan kecerdasan paling tidak mengandung dua aspek pokok yaitu; kemampuan belajar dari pengalaman dan beradaptasi terhadap lingkungan. Kecerdasan merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang dapat diaktifkan melalui proses belajar, interaksi dengan keluarga, guru, teman dan nilai-nilai budaya yang berkembang. 

Banyak teori-teori yang diungkapkan oleh para ahli terkait dengan kecerdasan anak. Berikut ini berbagai teori yang membahas tentang kecerdasan: 

1. Kecerdasan Umum/General Intelligence (G) Teori kecerdasan umum dicetuskan oleh Charles Spearman, seorang ahli psikologi dari Inggris pada awal 1900. 
Teori ini berpendapat bahwa manusia mempunyai sebuah kemampuan mental umum yang mendasari semua kemampuannya untuk menangani kerumitan kognitif. Faktor G ini dikaitkan dengan kemampuan untuk melakukan pemecaham masalah, pemikiran abstrak, dan keahlian dalam pembelajaran. 

2. Kecerdasan Cair dan Kecerdasan Kristal/Fluid Intelligence and Crystalized Intelligence. 
Teori kecerdasan ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari teori general intelligence. Dalam teori ini dinyatakan bahwa ada dua macam kecerdasan umum, yaitu kecerdasan cair dan kecerdasan kristal. Kecerdasan cair adalah kecerdasan yang berbasis pada sifat biologis. Kecerdasan cair meningkat sesuai dengan pertambahan usia, mencapai puncak saat dewasa, dan akan menurun pada saat tua karena proses biologis tubuh. Sedangkan kecerdasan kristal adalah kecerdasan yang diperoleh dari proses pembelajaran dan pengalaman hidup. Jenis kecerdasan ini dapat terus meningkat, tidak ada batas maksimal selama manusia masih bisa dan mau belajar. Teori ini dicetuskan oleh Raymond Cattel dan John Horn pada tahun 1960-an. 

3. Kecerdasan yang Dapat Dimodifikasi/ Modifiable Intelligence. Teori ini dikembangkan oleh Reuven Feuerstein yang bekerja dengan anak-anak cacat mental. Ia mengidentifikasi tahap-tahap perkembangan kemampuan berpikir dan merancang suatu metode untuk mengajar anak tersebut. Tujuannya adalah mengajarkan keahlian berpikir dan memodifikasi keahlian kognitif dengan dasar kejadian atau pengalaman yang dialami anak tersebut. 

4. Kecerdasan Proksimal/Proximal Intelligence. 
Menurut Leo Vygotsky, cara menguji perkembangan kognitif seorang anak dilakukan tidak hanya dengan memerhatikan kronologis dan usia mental anak, tetapi juga dengan memerhatikan kapasitas potensi anak tersebut. Caranya adalah dengan membandingkan kemampuan anak menyelesaikan suatu permasalahan seorang diri dan dengan mendapat bantuan seorang guru. Perbedaan antara dua hasil pengukuran ini merupakan ukuran wilayah dan arahan terhadap potensi anak. 

5. Kecerdasan yang Dapat Dipelajari/Learnable Intelligence. 
Inti teori yang dicetuskan oleh David Perkins dari Harvard ini adalah bahwa kecerdasan dipengaruhi dan dioperasikan oleh beberapa faktor dalam kehidupan manusia. Faktor tersebut adalah sistem otak, pengalaman hidup, dan kapasitas untuk melakukan pengaturan diri. 

6. Kecerdasan Perilaku/Behaviour Intelligence. 
Profesor Arthur Costa dari Institute of Intelligence di Berkeley melakukan riset terhadap kecerdasan sebagai suatu kumpulan dari kecenderungan perilaku. Yang termasuk kecerdasan adalah keuletan, kemampuan mengatur perilaku impulsif, empati, fleksibilitas dalam berpikir, metakognisi, menguji akurasi dan ketepatan, kemampuan bertanya dan mengajukan pertanyaan, menerapkan pengetahuan yang didapatkan sebelumnya, ketepatan penggunaan bahasa dan pikiran, mengumpulkan data melalui panca indra, kebijaksanaan, rasa ingin tahu, dan kemampuan mengalihkan perasaan. 

7. Kecerdasan Tri Tunggal/Triarcthic Intelligence. 
Menurut Prof. Robert J. Stenberg, seorang yang berhasil pasti mempunyai keseimbangan dalam kecerdasan kreatif, analisis, dan praktis. Kecerdasan kreatif meliputi kemampuan mengenali dan merumuskan ide yang baik dan solusi untuk masalah dalam berbagai bidang kehidupan. Kecerdasan analisis digunakan saat secara sadar mengenali dan memecahkan masalah, merumuskan strategi, menyusun dan menyampaikan informasi dengan akurat, mengalokasikan sumber daya, dan memantau hasil yang dicapai. Kecerdasan praktis adalah kecerdasan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk bisa bertahan hidup. Kecerdasan ini meliputi keberhasilan mengatasi perubahan dan kumpulan pengalaman dalam mengatasi berbagai masalah. 

8. Kecerdasan Moral. 
Teori kecerdasan moral dicetuskan oleh Robert Coles. Teori ini didasari oleh bagaimana lahir dan terbentuknya nilai hidup dalam diri seorang anak. Kita menjadi apa yang kita jalani dan apa yang kita jalani dalam hidup kita dituntun oleh orang yang berpengaruh dalam hidup kita. Coles yakin bahwa anak dapat menjadi lebih cerdas dan dapat mempelajari empati, rasa hormat, dan bagaimana hidup berdasarkan pada prinsip dan nilai hidupnya. 

9. Kecerdasan Emosional/Emotional Intelligence. 
Menurut Daniel Goleman, dalam kecerdasan emosi terdapat lima komponen penting dan kombinasi dari masing-masing komponen ini memiliki nilai yang lebih penting dari pada IQ. Elemen tersebut adalah kesadaran diri, manajemen emosi, motivasi, empati, dan mengatur hubungan/relasi. 

10. Kecerdasan Majemuk/Multiple Intelligence. 
Kecerdasan ini dicetuskan oleh Prof. Howard Gardner dari Harvard. Menurutnya, manusia mempunyai lebih dari satu kecerdasan. Teori kecerdasan Gardner mengatakan bahwa seorang manusia paling tidak memiliki delapan kecerdasan, yaitu linguistik, logika-matematika, intrapersonal, interpersonal, naturalis, musikal, visual-spasial, dan kinestetik. 
Kedelapan kecerdasan ini bekerja sama dalam satu jalinan yang unik dan rumit. Setiap manusia memiliki kecerdasan ini dengan kadar perkembangan yang berbeda-beda. 
Teori ini merupakan terobosan baru yang booming saat ini. Hal ini disebabkan karena menurut teori ini setiap manusia pasti memiliki kecerdasan. Teori ini mendobrak sistem yang selama ini diagung-agungkan dan digunakan dalam mengukur kecerdasan seseorang dengan tes IQ. Dengan teorinya, Howard Gardner mengubah cara kita memandang kecerdasan. 
Lebih dari sekedar penjabaran tentang sifat kecerdasan, teori kecerdasan ini telah memengaruhi para pendidik dan sekolah-sekolah di seluruh dunia. Berdasarkan teori ini, banyak dikembangkan metode-metode pengajaran baru. 
Kecerdasan merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang bersifat dinamis, tumbuh dan berkembang. Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan, antara lain:
a) Pengalaman 
Pengalaman merupakan ruang belajar yang dapat mendorong pertumbuhan potensi seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa potensi otak tumbuh dan berkembang sejalan dengan pengalaman hidup yang dilaluinya. Sejak lahir hingga masa kanak-kanak yang memperoleh pengasuhan yang baik dari ibunya akan tumbuh lebih cepat dan lebih sukses dibanding anak yang kurang mendapat perhatian cenderung menimbulkan rasa rendah diri dan frustasi. Bila hal ini berjalan secara berulang-ulang akan menentukan besaran potensi kecerdasan yang dimilikinya. 

b) Lingkungan 
Lingkungan atau konteks akan banyak membentuk kepribadian termasuk potensi kecerdasan seseorang. Lingkungan yang memberikan stimulus dan tantangan diikuti upaya pemberdayaan serta dukungan akan memperkuat otot mental dan kecerdasan. Penelitian pada tikus menunjukkan bahwa lingkungan yang kaya akan stimulus mendorong pertumbuhan koneksi sel otak. Hal ini terjadi pula pada proses perkembangan otak manusia. 

c) Kemauan dan Keputusan. 
Kemauan yang kuat dalam diri seseorang membantu meningkatkan daya nalar dan kemampuan memecahkan masalah. Kemauan dan keputusan sering dijelaskan dalam teori motivasi. Dorongan positif akan timbul dalam diri seseorang sejalan dengan lingkungan yang kondusif, sebaliknya jika lingkungan kurang menantang sulit untuk membangun kesadaran untuk berkreasi. Otak yang paling cerdas sekalipun akan sulit mengembangkan potensi intelektualnya. 
d) Bawaan 
Meskipun banyak argumentasi para ahli tentang besaran pengaruh genetika atau faktor keturunan dalam perkembangan kecerdasan seseorang, tetapi semua sepakat bahwa genetika sedikit banyak berpengaruh. Hasil riset dibidang neuroscience menunjukkan bahwa faktor genetika berpengaruh terhadap respon kognitif seperti kewaspadaan, memori, dan sensori. Artinya seseorang akan berpikir dan bertindak dengan menggunakan ketiga aspek itu secara simultan. 

e) Gaya Hidup. 
Gaya hidup erat kaitannya dengan respon seseorang terhadap budaya dan lingkungan. Pilihan gaya hidup berpengaruh besar terhadap tingkat perkembangan kognitif, seperti pola makan, jam tidur, olah raga, obat-obatan, minuman, dan musik. Suatu riset yang dilakukan oleh University of California membuktikan bahwa IQ dapat ditingkatkan 8-9 poin dengan mendengarkan musik Mozart. 

2.2 Kecerdasan Ganda atau Multiple Intelligence. 
Teori lain mengenai kecerdasan anak yang lebih luas dikemukakan Howard Gardner seorang psikolog dan guru besar Universitas Harvard yang menafsirkan kecerdasan dasar manusia dalam 8 dimensi (terakhir dikemukakan kecerdasan yang ke-9) yang dikenal dengan Kecerdasan Ganda (Multiple Intellegences). Garder berusaha memperluas cakupan potensi manusia melampaui batas nilai IQ dengan mengkritik beberapa tes kecerdasan yang dilakukan di lingkungan ilmiah dan pembelajaran. Menurutnya, kecerdasan lebih berkaitan dengan kapasitas memecahkan masalah dan menciptakan produk lingkungan yang kondusif dan alamiah (Amstrong, 2000). 

Berikut ini merupakan macam-macam kecerdasan ganda menurut Gardner beserta cirri-cirinya: 
1. Kecerdasan Linguistik, merupakan kemampuan berkaitan dengan bahasa dengan menggunakan kata secara efektif, baik lisan (bercerita, berpidato, orator atau politisi) dan tertulis(serperti, wartawan, sastrawan, editor dan penulis). Umumnya memiliki ciri antara lain: (a) suka menulis kreatif, (b) suka mengarang kisah khayal atau menceritakan lelucon, (c) sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil, (d) membaca di waktu senggang, (e) mengeja kata dengan tepat dan mudah, (f) suka mengisi teka-teki silang, (f) menikmati dengan cara mendengarkan, (g) unggul dalam mata pelajaran bahasa (membaca, menulis dan berkomunikasi). 
2. Kecerdasan Matematika-Logis, merupakan kemampuan dalam menggunakan angka dengan baik (misalnya ahli matematika, fisikawan, akuntan pajak, dan ahli statistik) dan melakukan penalaran (misalnya, programmer, ilmuwan dan ahli logika). Ciri-cirinya antara lain: (a) menghitung problem aritmatika dengan cepat di luar kepala, (b) suka mengajukan pertanyaan yang sifatnya analisis, misalnya mengapa hujan turun?, (c) ahli dalam permainan catur, halma dsb, (d) mampu menjelaskan masalah secara logis, (d) suka merancang eksperimen untuk membuktikan sesuatu, (e) menghabiskan waktu dengan permainan logika seperti teka-teki, berprestasi dalam Matematika dan IPA. 
3. Kecerdasan Spasial, merupakan kemampuan mempersepsikan dunia spasial-visual secara akurat dan mentransformasikan persepsi dunia spasial-visual dalam bentuk tertentu. Kecerdasan ini meliputi kemampuan membayangkan, mempresentasikan ide secara visual atau spasial, dan mengorientasikan diri secara tepat dalam ruang lingkup spasial. Ciri-cirinya antara lain: (a) memberikan gambaran visual yang jelas ketika menjelaskan sesuatu, (b) mudah membaca peta atau diagram, (c) menggambar sosok orang atau benda persis aslinya, (d) senang melihat film, slide, foto, atau karya seni lainnya, (e) sangat menikmati kegiatan visual, seperti teka-teki atau sejenisnya, (f) suka melamun dan berfantasi, (g) mencoret-coret di atas kertas atau buku tugas sekolah, (h) lebih memahamai informasi lewat gambar daripada kata-kata atau uraian, (i) menonjol dalam mata pelajaran seni. 
4. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani, merupakan kemampuan menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan. Misalnya sebagai aktor, pemain pantomim, atlet atau penari. Keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu. Misalnya pengrajin, pematung, tukang batu, ahli mekanik, dokter bedah. Kecerdasan ini meliputi kemampuan fisik spesifik seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, kecepatan atau kemampuan menerima rangsangan (proprioceptive). Memiliki ciri: (a) banyak bergerak ketika duduk atau mendengarkan sesuatu, (b) aktif dalam kegiatan fisik seperti berenang, bersepeda, hiking atau skateboard, (c) perlu menyentuh sesuatu yang sedang dipelajarinya, (d) menikmati kegiatan melompat, lari, gulat atau kegiatan fisik lainnya, (e) memperlihatkan keterampilan dalam bidang kerajinan tangan seperti mengukir, menjahit, memahat, (f) pandai menirukan gerakan, kebiasaan atau prilaku orang lain, (g) bereaksi secara fisik terhadap jawaban masalah yang dihadapinya, (h) suka membongkar berbagai benda kemudian menyusunnya lagi, (i) berprestasi dalam mata pelajaran olahraga dan yang bersifat kompetitif. 
5. Kecerdasan Musikal, merupakan kemampuan menangani bentuk-bentuk musikal dengan cara mempersepsikan, membedakan, mengubah dan mengekspresikan. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap irama, pola nada, melodi, warna nada atau suara suatu lagu. Misalnya penikmat musik, kritikus musik, komposer, penyanyi. Memiliki ciri antara lain: (a) suka memainkan alat musik di rumah atau di sekolah, (b) mudah mengingat melodi suatu lagu, (c) lebih bisa belajar dengan iringan musik, (d) bernyanyi atau bersenandung untuk diri sendiri atau orang lain, (e) mudah mengikuti irama musik, (f) mempunyai suara bagus untuk bernyanyi, (g) berprestasi bagus dalam mata pelajaran musik. 
6. Kecerdasan Interpersonal, Kemampuan mempersepsikan dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, serta perasaan orang lain. Dengan kata lain, mampu berinteraksi atau bergaul dengan orang lain secara baik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap ekspresi wajah, suara, gerak-isyarat. Misalnya seperti motivator, psikolog dan sebagainya. Memiliki ciri antara lain: (a) mempunyai banyak teman, (b) suka bersosialisasi di sekolah atau di lingkungan tempat tinggalnya, (c) banyak terlibat dalam kegiatan kelompok di luar jam sekolah, (d) berperan sebagai penengah ketika terjadi konflik antartemannya, (e) berempati besar terhadap perasaan atau penderitaan orang lain, (f) sangat menikmati pekerjaan mengajari orang lain, (g) berbakat menjadi pemimpin dan berperestasi dalam mata pelajaran ilmu sosial. 
7. Kecerdasan Intrapersonal, ialah kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memahami diri secara akurat mencakup kekuatan dan keterbatasan. Kesadaran akan kemampuan diri sendiri, suasana hati, maksud, motivasi, temperamen, keinginan, disiplin diri, memahami dan menghargai diri. Memiliki ciri antara lain: (a) memperlihatkan sikap independen dan kemauan kuat, (b) bekerja atau belajar dengan baik seorang diri, (c) memiliki rasa percaya diri yang tinggi, (d) banyak belajar dari kesalahan masa lalu, (e) berpikir fokus dan terarah pada pencapaian tujuan, (f) banyak terlibat dalam hobi atau proyek yang dikerjakan sendiri. 
8. Kecerdasan Naturalis, yaitu keahlian mengenali dan mengkategorikan spesies, flora dan fauna di lingkungan sekitar. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap fenomena-fenomena alam. Memiliki ciri antara lain: (a) suka dan akrab pada berbagai hewan peliharaan, (b) sangat menikmati berjalan-jalan di alam terbuka, (c) suka berkebun atau dekat dengan taman dan memelihara binatang, (d) menghabiskan waktu di dekat akuarium atau sistem kehidupan alam, (e) suka membawa pulang serangga, daun bunga atau benda alam lainnya, (f) berprestasi dalam mata pelajaran IPA, Biologi, dan lingkungan hidup. 
9. Kecerdasan Spiritual, yaitu Keyakinan dan mengaktualisasikan akan sesatu yang bersifat transenden atau penyadaran akan nilai-nilai akidah-keimanan, keyakinan akan kebesaran Allah SWT. Kecerdasan ini meliputi kesadaran suara hati, aktualisasi, dan keikhlasan. Misalnya menghayati batal dan haram dalam agama, toleransi, sabar, tawakal, dan keyakinan akan takdir baik dan buruk.


Demikian postingan kali ini, semoga ada manfaatnya buat kita semua...Amin...

BACA SELENGKAPNYA → MACAM-MACAM KECERDASAN PADA ANAK