Sabtu, 17 Oktober 2015

MANAJEMEN KELAS

Hasil gambar untuk manajemen kelas

Kelas merupakan tempat yang dihuni oleh sekelompok manusia dengan berbagai latar belakang, karakter, kepribadian, tingkah laku, dan emosi yang berbeda beda. Karena itu dalam upaya mengelola diperlukan banyak hal guna mempermudah tugas manajemen itu sendiri.
Demi mewujudkan manajemen kelas di sekolah, lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat akan mendukung meningkatnya intensitas pembelajaran siswa yang mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Manajemen kelas di sekolah tidak hanya menyiapkan kondisi kelas dan lingkungan sekolah agar tercipta kenyamanan dan suasana belajar yang efektif. Oleh karena itu, sekolah dan kelas perlu dikelola secara baik, dan menciptakan iklim belajar yang menunjang. Setiap proses belajar mengajar harus direncanakan dan diusahakan oleh guru secara sengaja agar dapat dihindarkan kondisi yang dirugikan, dan mengmbangkan kepada kondisi yang kondusif. Kondisi fisik di sekolah senantiasa nyaman, antara lain ruangan harus diusahakan memenuhi syarat. Ukuran ruangannya harus cukup; memberi keleluasaan bergerak; cahaya dan sirkulasi udara baik dan pengaturan perabot harus tertata rapih agar siswa dapat bergerak bebas.
Manajemen dari kata “ Management “. Diterjemahkan pula menjadi pengelolaan, berarti proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan. Maksud manajemen kelas adalah mengacu kepada penciptaan suasana atau kondisi kelas yang memungkinkan siswa dalam kelas tersebut dapat belajar dengan efektif. Suharsimi Arikunto (1988) suatu usaha yang dilakukan guru untuk membantu menciptakan kondisi belajar yang optimal. Pengertian lain dikemukaan sebagai proses seleksi tindakan yang dilaljukan guru dalam funsinya sebagai penanggung jawab kelas dan seleksi penggunaan alat-alat belajar yang tepat sesuai masalah yang ada dan karakteristik kelas yang dihadapi.
Dapat disimpulkan juga bahwa manajemen kelas adalah segala upaya yang diarahkan untuk menjadikan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis.
Konsep dasar yang perlu dicermati dalam manajemen kelas adalah penempatan individu, kelompok, sekolah, dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Tugas guru seperti mengontrol, mengatur, atau mendisiplinkan peserta didik adalah tindakan yang kurang tepat lagi pada saat ini. Sekarang aktivitas guru yang terpenting adalah memenej, mengorganisir dan mengkoordinasikan segala aktivitas peserta didik menurut tujuan pembelajaran. Mengelola kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiagnosis, dan kemampuan bertindak menuju perbaikan susana kelas terhadap aspek-aspek manajemen kelas. Adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas adalah sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan selektif dan kreatif.
  • Terdapat dua macam masalah pengelolaan kelas, yaitu :
  1. Masalah Individual :
–          Attention getting behaviors (pola perilaku mencari perhatian).
–          Power seeking behaviors (pola perilaku menunjukkan kekuatan)
–          Revenge seeking behaviors (pola perilaku menunjukkan balas dendam).
–          Helplessness (peragaan ketidakmampuan).
Keempat masalah individual tersebut akan tampak dalam berbagai bentuk tindakan atau perilaku menyimpang, yang tidak hanya akan merugikan dirinya sendiri tetapi juga dapat merugikan orang lain atau kelompok.
  2. Masalah Kelompok :
–          Kelas kurang kohesif, karena alasan jenis kelamin, suku, tingkatan sosial ekonomi, dan sebagainya.
–          Penyimpangan dari norma-norma perilaku yang telah disepakati sebelumnya.
–          Kelas mereaksi secara negatif terhadap salah seorang anggotanya.
–          “Membombong” anggota kelas yang melanggar norma kelompok.
–          Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap.
–          Semangat kerja rendah atau semacam aksi protes kepada guru, karena menganggap tugas yang diberikan kurang fair. Kelas kurang mampu menyesuakan diri dengan keadaan baru.

  • Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Kelas :
1. Kondisi fisik
a)      Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar
b)      Pengaturan tempat duduk
c)      Ventilasi dan pengaturan cahaya
d)     Pengaturan penyimpanan barang-barang
2. Kondisi sosio-emosional
a)      Tipe kepemimpinan
b)      Sikap guru
c)      Suara guru
d)     Pembinaan hubungan baik (raport)
3. Kondisi organisasional
Kegiatan rutin yang secara organisasional dilakukan baik tingkat kelas maupun tingkat sekolah akan dapat mencegah masalah pengelolaan kelas.
  • Aspek-aspek Manajemen Kelas
Menurut Oemar Mark ada 7 aspek yang melalui fungsi berbeda dalam proses belajar mengajar, tetapi merupakan satu kesatuan bulat, yaitu:
1.      Aspek tujuan instruksional
2.      Aspek materi pelajaran
3.      Aspek metode dan strategi pembelajaran
4.      Aspek ketenagaan
5.      Aspek media instruksional
6.      Aspek penilaian
7.      Aspek penunjang fasilitas.

Menurut Lois V. Johnson dan May any mengemukakan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas:
1.      Sifat-sifat kelas
2.      Kekuatan pendorong kekuatan kelas
3.      Memahami situasi kelas
4.      Mendiagnosis situasi kelas
5.      Bertindak selektif
6.      Bertindak kreatif
7.      Untuk memperbaiki kondisi kelas
  • Prinsip – Prinsip Dalam Pengelolaan Kelas
Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam kelas, prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat dipergunakan. Maka adalah penting bagi guru untuk mengetahui dan menguasai prinsi-prinsip pengelolaan kelas, yang di uraikan berikut ini :
1.      Hangat dan antusias
Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar.guru yang hangat dan akrab engan anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas
2.      Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang
3.      Bervariasi
Penggunaan alat atau media atau alat bantu,gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik mengurangi munculnya gangguan, kevariasian dalam penggunaan apa yang dsi sebut diatas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif.
4.      Keluesan
Keluesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan anak didik serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.
5.      Penekanan pada hal-hal yang positif
Pada dasarnya, dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif, dan menghindari pemusatan perhatian anak didik pada hal-hal yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif, dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan Yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar
6.      Penanaman disiplin diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu,guru sebaiknya selalu mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya iku disiplin berdisiplin dalam segala hal
  • Pendekatan yang dapat dilakukan guru dalam pengelolaan kelas antara lain :
  1. Pendekatan Kekuasaan : Sikap konsisten dari seorang guru untuk menjadikan norma atau aturan-aturan dalam kelas sebagai acuan untuk menegakkan kedisplinan.
  2. Pendekatan Ancaman : Dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberi ancaman yang sifatnya mendidik
  3. Pendekatan Kebebasan : Suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja.
  4. Pendekatan Resep : Dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas.
  5. Pendekatan Pengajaran : Pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaannya akan mencegah munculnya masalah tingkah laku murid dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah.
  6. Pendekatan Perubahan : Tingkah Laku Diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik.
  7. Pendekatan Sosio-Emosional : Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secarta maksimal apabila hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas.
  8. Pendekatan Kerja Kelompok : Pendekatan kerja kelompok, dalam pendekatan ini guru menciptakan kondisi – kondisi yang memungkinkan kelompok yang produktif, selain itu guru juga harus dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik.
  9. Pendekatan elektis atau pluralistic : Pendekatan elektis yaitu guru kelas memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapi dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi yang lain mungkin mengkombinasikan ketiga pendekatan tersebut. Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas, kreatifitas, dan inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya.
Tipe kepemimpinan yang otoriter harus diubah menjadi lebih demokratis karena tipe kepemimpinan otoriter menumbuhkan sikap agresif tetapi murid hanya aktif kalau ada guru dan kalau guru yang demokratis maka semua aktivitasnya akan menurun. Tipe kepemimpinan guru yang demokratis lebih mungkin terbinanya sikap persahabatan guru dan murid dengan dasar saling mempercayai. Untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal guru harus menempatkan diri sebagai model, pengembang, perencana, pembimbing dan fasilitator.
  • Fungsi Manajemen Kelas
Manajemen kelas selain memberi makna penting bagi tercipta dan terpeliharanya kondisi kelas yang optimal, manajenen kelas berfungsi :
  1. Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas seperti : membantu kelompok dalam pembagian tugas, membantu pembentukan kelompok, membantu kerjasama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi, membantu individu agar dapat bekerjasama dengan kelompok atau kelas, membantu prosedur kerja, merubah kondisi kelas.
  2. Merencanakan: memikirkan dan menetapkan secara matang arah, tujuan, dan tindakan sekaligus mengkaji berbagai sumber daya dan metode/teknik yang tepat.
  3. Mengorganisasikan:
  • menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi.
  • merancang dan mengembangkan kelompok kerja yang berisi orang yang mampu membawa organisasi pada tujuan.
  • menugaskan sesorang atau kelompok orang dalam suatu tanggung jawab tugas dan fungsi tertentu.
  • mendelegasikan wewenang kepada individu yang berubungan dengan keleluasaan melaksanakan tugas.
    4. Memimpin: pemimpin harus memiliki sifat kepemimpinan dan kepribadian yang dapat menjadi suri tauladan
    5. Mengendalikan: memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan.

Untuk memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas hendaknya guru bersikap seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (2006 : 185) yaitu:
(1)   Hangat dan antusias, guru yang hangat dan akrab pada murid akan menunjukkan antusias pada tugasnya,
(2)   Menggunakan kata – kata, tindakan, cara kerja dan bahan – bahan yang menantang akan meningkatkan kegairahan murid untuk belajar,
(3)   Bervariasi dalam penggunaan alat atau media pola interaksi antara guru dan murid,
(4)   Guru luwes untuk mengubah strategi mengajarnya,
(5)   Guru harus menekankan pada hal – hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal – hal yang negatif dan
(6)   Guru harus disiplin dalam segala hal.




Sumber :

https://christianyonathanlokas.wordpress.com/2013/09/27/manajemen-kelas/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar