KONSEP,PRINSIP,DAN SYARAT-SYARAT KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Kepemimpinan adalah keseluruhan proses mempengaruhi,
mendorong, mengajak, menggerakkan dan menuntun orang lain dalam proses kerja
agar berpikir, dan bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Misalnya kepala sekolah mempengaruhi
para guru, agar mereka mau melaksanakan tugasnya masing-masing demi
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.adapun unsur-unsur kepemimpinan, yaitu
: orang yang memimpin, orang-orang yang dipimpin, kegiatan atau tindakan
penggerakan untuk mencapai tujuan serta tujuan yang akan dicapai.
Teori-teori
kepemimpinan,terdiri dari :
Kepemimpinan
memerlukan serangkaian sifat-sifat atau perangia tertentu yang menjamin
keberhasilan pada setiap situasi. Oleh karena itu pemimpin dianggap memilik
sifat-sifat yang dibawa sejak lahir dan ia menjadi pemimpin karena
memilikibakat-bakat kepemimpinan.
b) Teori
lingkungan ( Environmental theory )
Pemimpin
akan timbul dalam situasi tertentu, dimana sekelompok orang sangat memerlukan
seseorang yang memilki kelebihan dan ketrampilan tertentu untuk dapat mengatasi
masalah-masalah yang ada pada situasi tertentu.
Kepemimpinan
seseorang ditentukan oleh kepribadiannya dengan menyesuaikan kepada situasi
yang dihadapi.
d) Teori
interaksi dan harapan ( Interaction-Expectation theory )
Teori ini
mendasarkan diri pada variabel-variabel : aksi, reaksi, interaksi dan perasaan.
Seorang pemimpin menggerakkan pengikut dengan harapan bahwa ia akan berhasil,
ia akan mencapai tujuan organisasi, ia akan mendapatkan keuntungan,
penghargaan dan sebagainya.
e) Teori
humanistik ( Humanistic theory )
Teori
berdasarkan bahwa “ manusia karena sifatnya adalah organisme yang dimotivasi,
sedangkan organisasi karena sifatnya tersusun dan terkendali “. Teori ini
memberi kelonggaran kepada individu untuk mewujudkan motivasinya sendiri yang
potensial untuk memenuhi kebutuhannya dan memberikan sumbangan bagi pencapaian
tujuan organisasi.
f) Teori
tukar-menukar ( Exchange theory )
Antara
pemimpin dan yang dipimpin harus saling menerima dan memberi(tukar-menukar
pendapat ), sehingga akan selalu terjadi gerak, yaitu gerak dari pengikutnya
yang digerakkan oleh pemimpin.
Pemimpin resmi “ status leader “ merupakan sebutan
bagi mereka yang menduduki posisi pimpinan dalam dalam struktur organisasi
pendidikan. Misal : kepala sekolah, pengawas atau penilik sekolah, kepala dinas
pendidikan dsb, umumnya diangkat dan ditunjuk oleh atasannya. Sedangkan
pemimpin tidak resmi “ real leader” adalah sebutan bagi mereka yang mampu
mempengaruhi dan mendorong kearah perbaikan pendidikan dan pengajaran, walaupun
mereka tidak menduduki posisi pimpinan dalam struktur organisasi pendidikan.
Nawawi (
1988 ) menyimpulkan bahwa fungsi kepemimpinan pendidikan, yaitu :
a. Mengembangkan
dan menyalurkan kebebasan berpikir dan mengeluarkan pendapat, baik secara
perorangan maupun kelompok sebagai usaha mengumpulkan data/bahan dari anggota
kelompok dalam menetapkan keputusan yang mampu memenuhi aspirasi dalam
kelompoknya.
b. Mengembangkan
suasana kerjasama yang efektif dengan memberikan penghargaan dan pengakuan
terhadap kemampuan orang-orang yang dipimpn sehingga timbul kepercayaan pada
dirinya sendiri dan kesediaan menghargai oranglain sesuai dengan kemampuan
masing-masing.
c. Mengusahakan
dan mendorong terjadinya pertemuan pendapat dengan sikap harga-mengargai,
sehingga timbul perasaan ikut terlibat dalam kegiatan kelompok/organisasi dan
tumbuh perasaan bertanggung jawab atas tewujudnya pekerjaanmasing-masing
sebagai bagian dari usaha pencapaian tujuan.
d. Membantu menyelesaikan
masalah-masalah, baik yang dihadapi secara perorangan maupun kelompok dengan
memberikan petunjukpetunjuk untuk mengatasinya, sehingga berkembang kepedulian
dan kesediaan untuk memecahkan dengan kemampuan sendiri.
A. PRINSIP-PRINSIP
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
1) Prinsip
pelayanan, bahwa kepemimpinan sekolah harus menerapkan unsur-unsur pelayanan
dalam kegiatan operasional sekolahnya.
2) Prinsip
persuasi, pemimpin dalam menjalankan tugasnya harus memperhatikan situasi dan
kondisi setempat demi keberhasilan keberhasilan kepemimpinannya yang sedang dan
yang akan dilaksanakan.
3) Prinsip
bimbingan, pemimpin pendidikan hendaknya membimbing peserta didik kearah tujuan
yang ingin dicapai sesuai dengan perkembangan peserta didik yang ada
dilembaganya.
4) Prinsip
efisiensi, mengarah pada cara hidup yang ekonomis dengan pengeluaran sedikit
untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.
5) Prinsip
berkesinambungan, agar pemimpin pendidikan ini diterapkan tidak hanya pada satu
waktu saja, tetapi perlu secara terus menerus.
B. SYARAT-SYARAT KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
a. Syarat-syarat
formal,
Seseorang
yang menjabat kepala sekolah dilingkungan Departemen Pendidikan Nasional
diruskan dalam Kepmen Diknas RI No : 162/U/2003 tentang pedoman penugasan guru
sebagai Kepala Sekolah.
b. Syarat-syarat
fundamental,
Nilai-nilai
moral Pancasila menjadi syarat fundamental yang harus dijadikan acuan, dihayati
dan diamalkan oleh para calon pemimpin pendidikan di Indonesia.
c. Syarat-syarat
praktis
· Memiliki
kelebihan dalam pengetahuan dan kemampuan
· Memiliki
kelebihan dalam kepribadian
d. Syarat
–syarat lainnya
1) Memiliki
kecerdasan atau intelegensi yang cukup baik
2) Percaya
diri sendiri dan bersifat membership
3) Cakap
bergaul dan ramah tamah
4) Kreatif,
inisiatif dan memiliki hasrat untuk maju dan berkembang
5) Organisatoris
yang berpengaruh dan berwibawa
6) Memiliki
keahlian atau ketrampilan dalam bidangnya
7) Suka
menolong, memberi petunjuk dan menghukum secara bijaksana
8) Memiliki
keseimbangan emosional dan bersifat sabar
9) Memiliki
semangat pengabdian dan kesetiaan yang tinggi
10) Berani mengambil keputusan dan tanggung jawab
11) Jjur, rendah hati, sederhana dan dapat dipercaya
12) Bijaksana dan selalu berlaku adil
13) Disiplin
14) Berpengetaguan dan berpandangan luas
15) Sehat jasmani dan rohani
II. TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
A. Kepemimpinan
yang otokratis
Seorang
pemimpin yang otokratis ingin memperlihatkan kekuasaan dan tanggung jawabnya,
sehingga maju mundurnya sekolah tergantung pada kepemimpinannya. Oleh sebab itu
pengawasan terhadap bawahannya sangat ketat, karena ia khawatir kalau pekerjaan
bawahannya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
B. Kepemimpinan yang
pseudo-demokratis
Pemimpin
memperlihatkan kesan demokratis dalam kepemimpinanya namun sebenarnya besifat
otokratis. Pemimpin memberi hak dan kuasa kepada para guru untuk
menetapkan dan memutuskan sesuatu, tetapi sesungguhnya ia bekerja dengan
perhitungan, ia mengatur siasat agar supaya kemauannya juga yang terwujud.
C. Kepemimpinan yang
“ Laissez-faire “
Kepemimpinan
ini menghendaki supaya pada bawahannya diberikan banyak kebebasan. Pemimpin
membiarkan para guru bekerja sesuka hati, berinisiatif dan tidak diawasi dalam
melaksanakan tugasnya. Pemimpin ini bekerja tanpa rencana sehingga pekerjaan
secara keseluruhan disekolah tersebut menjadi tidak teratur dan kacau balau.
D. Kepemimpinan yang
demokratis
Pemimpin
demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya, yang
bersama-sama dengan kelompoknya berusaha dan bertanggung jawab tentang
tercapainya tujuan bersama. Para guru bekerja dengan secara suka cita untuk
memajukan program-program kerja disekolah. Semua program sekolah dilaksanakan
sesuai rencana, yang disusun dan disepakati bersama, akhirnya tercapailah
suasana kekeluargaan yang harmonis dan menyenangkan.
III. PERKEMBANGAN
TEORI KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI PENDIDIKAN
A. ASAL USUL
ORGANISASI
Ø Bangsa
mesir memperlihatkan ketrampilan berorganisasi dalam membangun pyramida dalam
tahun 500 sebelum masehi
Ø Amerika
serikat pada permulaan abad ke i9 mekanisme industri telah mendorong pada
masalah organisasi klasik dan gambaran peranan diantara para pekerja.
Ø Pada
permulaan abad ke 20 ide-ide mengenai kepemimpinan dan administrasi telah
dimasukkan dalam katalog dan teori-teori operasional
Perhatian pimpinan para struktur sebagai dasar
organisasi berkembang dari kompleksitas urusan manajemen yang ditemukan dalam
masa mekanisme industri. Sejajar dengan gerakan manajemen ilmiah disekitar abad
ke 19 dan 20 ada usaha yang dilakukan oleh manajer industri untuk mengungkapkan
prinsip-prinsip umum organisasi yaitu : untuk mengembangkan teori
yang didasarkan kepada struktur organisasi. Fayol berpendapat bahwa manajemen
adalah jendral untuk semua usaha manusia dan dikembangkan seperangkat
prinsip-prinsip yang dapat diterapkan kepada semua kegiatan manajemen.ke 14
prinsip-prinsipnya termasuk konsep pembagian kerja, kesatuan komando bawahan,
pemberian gaji dan spirit kelompok.
Susunan
administrasi yang didominasi perhatian pada struktur, dibagi menjadi 3 :
a) Organisasi
yang kurang komplek disebut organisasi lini karena ada garis komando langsung
diantara pejabat-pejabat administratif
b) Organisasi
formal kedua yang mempunyai garis hubungan sama dengan anggota-anggota staf
tidak terikat dalam rantai kekuasaan
c) Organisasi
formal yang lebih kompleks, mempunyai garis komando maupun personalia staf,
ditambah tenaga spesialis teknis yang melayani beberapa lapis hierarkis dalam
organisasi.
Proses organisasi timbul dari kebutuhan karena
organisasi biokratik terbukti tidak mampu memantau dan menghimpun
perubahan-perubahan besar dalam lingkungan. Proses sebagai dasar organisasi
meliputi siklus yang berhubungan dengan perubahan, langkah-langkah yang
termasuk kedalamannya : penganalisisan, perencanaan penerapan dan penilaian.
Untuk menyukseskaan metodologi pengembangan organisasi dalam memperbaiki proses
lembaga adalah janji yang berkenaan dengan perubahan terhadap perpanjangan
waktu dan pemakaian beberapa sumber organisasi untuk mempertahankan, membangun
kembali dan dan memperbesar strukturnya.
Studi relasi diantara orang dalam organisasi, didekati
dari sejumlah variabel, yaitu : komunikasi, kebutuhan individual,semangat
juang, motivasi dan kelompok kerja kecil studi relasi organisasi telah
diperkaya oleh studi kepemimpinan dan telah memberi kita petunjuk terhadap
fungsi organisasi. Studi mengenai organisasi dari perspektif relasi menawarkan
praktek supervisor dengan bebagai pemahaman tentang peranan mereka dalam
mempengaruhi perilaku manusia
Studi mengenai pengaruh terdiri dari 4 sub daerah
yaitu : studi-studi menganai perubahan, kepemimpinan, pengambilan keputusan dan
peranan politik. Sub daerah ini pecah lagi dalam studi-studi yang
lebih khusus seperti pengaruh terhadap keuangan, media,tekhnologi dan
variabel-variabel lain yang dapat merubah jalannya organisasi. Penyelidikan
dalam fungsi organisasi berlangsung komprehensif dan kontiyu dalam abad ini,
Empat fokus utama yaitu : struktur, proses, relasi dan pengaruh sebagai dasar
organisasi.
IV. KEPEMIMPINAN DALAM
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Administrasi pendidikan Adalah mempertumbuhkan
aktifitas yang bersifat pendidikan ( khusus ) yang merencanakan, mengorganisir,
dan memimpin sumber-sumber manusia dan barang untuk membantu dan mampu
melaksanakan situasi belajar dan mengajar yang sesuai denagn tujuan sekolah
tersebut, disamping itu sesuai pula baik dengan kebutuhan-kebutuhan dan maksud
keinginan murid-murid, dewan guru, maupun masyarakat dalam lingkungan daerah
tersebut.
A. Prinsip-prinsip
Administrasi Pendidikan
1. Memperioritaskan
tujuan diatas pertimbangan-pertimbangan pribadi dan mekanisme organisasi
2. Pengkoordinasian
tentang wewenang dan tanggung jawab
3. Penyesuaian
tanggung jawab yang diberikan terhadap karakter personil
4. Pengenalan
terhadap faktor-faktor psikologis manusia
5. Relativitas
dari nilai-nilai
Tugas utama kepala sekolah dan guru-guru adalah
mensukseskan pendidikan dan pengajaran, akan tetapi kepala sekolah sebagai
pimpinan sekolah hendaknya memimpin guru itu sendiri, para pegawai dan orang
tua murid. Oleh sebab itu harus memiliki kemampuan untuk mengorganisir dan
membantu para guru dalam merumuskan program, agar pengajaran disekolahnya maju.
Ada 2 faktor pendukung untuk mensukseskan kepemimpinan kepala sekolah dalam
rangka mencapai tyjuan pendidikan pengajaran, yaitu :
1. Faktor
ekstern, misal : sarana dan prasrana yang mendukung tujuan pendidikan dan
pengajaran.
2. Faktor
intern, misal : skill in leadership,skill in human relationship, skill in group
process, skill in personel administration dan skill in evaluation
Pada dasarnya masalah-masalah itu timbul pada seorang
guru, karena beberapa kebutuhan yang ada pada dirinya tidak terpenuhi dan tidak
terpuaskan, sehingga terganggu stabilitas jiwa guru tersebut. Contoh guru yang
memerlukan bantuan pemecahan masalah, adalah : guru yang malas, guru yang tidak
berwarna, guru yang tua, guru yang tidak demokratis.
Cara pemecahan secara umum , melalui :
a. Sikap
ilmiah
· Carilah
data-data pribadi guru, misal : dari lingkungan mana timbulnya masalah itu
terjadi, sejak kapan keadaan itu menimpa guru tersebut dll.
· Bagaimana
seharusnya kepala sekolah itu melakukan pemecahan
· Carilah
beberapa alternatif pemecahan untu membantu guru tersebut
· Tentukanlah
alternatif yang paling baik sebagai obat
b. Sikap batin
yang tawakkal
Cara pemecahan secara khusus, meliputi :
Ciri-ciri guru yang malas, antara lain :
1. Ingin
menerima kenaikan gaji secara otomatis
2. Tidak
menaruh perhatian pada bahan-bahan pelajaran
3. Cepat-cepat
meninggalkan gedung sekolah
4. Suka
berdiam diri diruangan sambil merokok
5. Buku
persiapannya bertahun-tahun sama saja
Sumber sebab antara lain :
a. Tidak dapat
pengakuan tentang sumbangan pikiran tenaganya yang lalu
b. Gagal untuk
memperoleh kenaikan tingkat
c. Terlalu
banyak perhatian, yang ia curahkan diluar tugas sekolah
d. Kehilangan
kepercayaan kepada pimpinan
Usaha-usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk pemecahan, misal :
1. Perlakukan
ia dengan penuh kasih sayang
2. Binalah ia
untuk memperoleh kembali kegairahan bekerja
3. Membangun
kembali kepercayaannya terhadap kepemimpinan kepala sekolah terhadap dirinya
sendiri dan terhadap tugas pekerjaannya.
V. MEMBINA HUBUNGAN BAIK DENGAN
MASYARAKAT
Prinsip dasar yang harus diterapkan sekolah untuk
membina hubungan dengan masyarakat sekitar.
Hubungan
dengan masyarakat akan timbul jika masyarakat juga merasakan manfaat dari
keikutsertaannya dalam program sekolah. Prinsip menumbuhkan hubungan dengan
masyarakat adalah dapat saling memberikan kepuasan dan adanya
komunikasi yang efektif
A. Cara
melakukan komunikasi yang efektif dengan masyarakat disekitar sekolah
1. Mengidentifikasi
orang-orang kunci, yaitu orang-orang yang dapat mempengaruhi anggota masyarakat
lainnya.
2. Melibatkan
orang-orang kunci tersebut dalam kegiatan-kegiatan sekolah, khususnya yang
sesuai dengan minatnya.
3. Memilih
saat yang tepat,misal : awal pelibatan masyarakat yang obi olahraga dikaitkan
dengan PON
B. Cara
menumbuhkan minat masyarakat untuk terlibat pada program sekolah
1. Melaksanakan
program-program kemasyarakatan, sehingga tumbuh simpati masyarakat
2. Mengadakan
open house yang memberi kesempatan masyarakat luas untuk mengetahui program dan
kegiatan sekolah yang direncanakan
3. Mengundang
tokoh untuk menjadi pembicara atau pembina suatu program sekolah
4. Membuat
program kerja sama sekolah dengan masyarakat, misal : perayaan hari-hari besar
nasional dan keagamaan
C. Cara
mengendalikan tokoh tokoh atau masyarakat yang memiliki keinginan tertentu agar
program sekolah sama
1. Sekolah
perlu menghargai setiap gagasan, tetapi tidak harus menuruti jika tidak sesuai
sesuai dengan program induk sekolah
2. Jika ada
tokoh yang kritis dan bersikeras, perlu dipikirkan seberapa penting
peran yang bersangkutan dalam pengembangan sekolah
3. Jika
terjadi konflik antara tokoh atau anggota masyarakarat yang sama-sama aktif
dalam program sekolah, pimpinan sekolah harus netral
D. Evaluasi
Pengembangan
hubungan dengan masyarakat harus diprogramkan dan dievaluasi secara berkala,
melibatkan orang tua siswa dan tokoh kunci disekitar sekolah.
E. Program
kerja sama dengan masyarakat
a. Penggalangan
kerja sama antara sekolah dan masyarakat hanya mungkin dilakukan apabila
sekolah dan kegiatannya tersebut dimengerti dan dipahami oleh masyarakat.
Rencana yang lengkap dengan strategi penyampaian yang tertata rapi akan
mendorong kerja sama sekolah dengan masyarakat seperti yang diharapkan.
b. Yang
termasuk masyarakat sekolah : kepala sekolah, guru,OSIS, BP3, tokoh masyarakat,
MKS, MGMP, MGP dan K3M.
Dengan
komunikasi yang baik, sekolah mapu menstranfer gagasan atau ide kepada
masyarakat sehingga masyarakat mengerti, percaya, kemudian mau bkerja sama
bahkan membantu.
c. Setiap
anggota masyarakat berhak untuk memperoleh informasi tentang pendidikan,karena
masyarakat merupakan konsumen yang akan menggunakan produk pendidikan sekolah.
Informasi utama yang perlu disampaikan, antara lain:
a. Visi dan
misi sekolah
b. Program
kerja sekolah
d. Peranan
kepala sekolah dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat
Kepala
sekolah sebagai pejabat hubungan masyarakat, yang harus memehami tehnik-tehnik
yang baik sehingga berhasil menyampaikan misinya. Kepala sekolah dan staf harus
mampu mengorganisir berbagai bentuk kegiatan dan acara untuk mengundang orang
tua/masyarakat, misal : pertemuan wali murid dan guru, pembagian rapor, pergantian
pengurus BP3, upacara keagamaan dll.
Berbagai
cara penyampaian informasi kepada masyarakat, yaitu :
a. Melalui
selebaran
b. Melalui
buletin
c. Melalui
rapat, seminar, loka karya,sarasehan, penyuluhan dll
d. Kegiatan
publikasi melalui radio, televisi, internet dan surat kabar
e. Dll
Peran serta
masyarakat dalam berbagai kegiatan sekolah
a. Peran serta masyarakat terhadap kegiatan
sekolah banyak sekali ditentukan oleh kenyakinan kepala sekolah terhadap
perlunya peranan mayarakat.
b. Beberapa alasan kepala
sekolah sekolah enggan melibatkan masyarakat, antara lain:
· Kepala
sekolah cenderung ingin menjaga otoritasnya atas pengelolaan sekolah
· Kepala
sekolah beranggapan bahwa pengelolaan sekolah adalah wewenangnya, sedangkan
para gru dan anggota BP3 tidak memenuhi syarat untuk ikut campur.
· Kepala
sekolah takut jika pengelolaan keuangan tidak benar dan diketahui oleh guru dan
pengurus BP3
· Kebanyakan
orang tua mrid bersikap pasif terhadap sekolah, karena takut akan tindakan
tidak fair oleh guru, kepala sekolah terhadap anaknya.
Peran
masyarakat dalam kegiatan pendidikan sekolah
Ø Bersama
sekolah ikut memikirkan strategi untuk meningkatkan mutu
Ø Membeli
buku-buku dan peralatan sekolah
Ø Masyarakat
dapa memfasilitasi sekolah untuk melakukan kunjungan kesekolah yang maju
Ø Masyarakat
bisa membantu sekolah dengan bersikap antusias terhadap pendidikan,karena sikap
masyarakat mempengaruhi peserta didik dan berkaitan dengan budi pekerti.
Strategi
melibatkan masyarakat dalam kegiatan pendidikan, dengan cara :
a) Melibatkan
individu masyarakat
b) Keterlibatan
secara organisatori
§ Melalui
BP3, organisasi alumni, dunia usaha/kerja, hubungan dengan instansi lain
Hal-hal potensial yang menimbulkan konflik antara
sekolah dengan masyarakat, misalnya: Masalah perubahan, Pandangan sempit,
tekanan dari luar, persaingan antar kelompok dalam masyarakat, latar belakang
guru, hak-hak guru, krisis kepercayaan dan perlakuan yang kurang wajar dari
sekolah terhadap siswa
Ada beberapa gagasan untuk meningkatkan hubungan baik
antara sekolah dengan masyarakat, yaitu dengan menerapkan wawasan wiyata
mandaala, antara lain :
(a) Mendorong murid berperan serta dalam
kehiduppan sosial,
(b) Fasilitas sekolah dapat dimanfaatkan
masyarakat
(c) Selalu menyampaikan informasi penting
tentang sekolah kepada masyarakat
(d) Kepala staf dan para siswa melayani tamu
agar mereka dapat terlayani dengan hati yang sejuk.
VI. MANAJEMEN KONFLIK
Konflik timbul karena adanya ketidakcocokan. Akibatnya bisa negatif
tetapi adakalanya positif, sumbernya banyak sekali : dalam diri sendiri,
antara seorang dengan yang lain, antara satu kelompok dengan kelompok lain,
antara kelompok dan organisasi. Konflik juga mungkin bersumber dari frustasi
yang mengakibatkan timbulnya agresif, rasionalisasi, kompensasi, dan regresi.
Konflik tujuan lebih banyak dijumpai pada organisasi yang besar, yang mempunyai
banyak staf ahli dari berbagai bidang dan yang bertujuan untuk keperluan
penelitian atau pelayanan. Masalah sumber yang terbatas, pelanggaran otonomi
seseorang, struktur formal dalam organisasi dan kompleknya organisasi adalah
sumber-sumber lain yang menimbulkan konflik. Konflik berkembang menurut proses
tertentu. Pada proses terakhir diselesaikan dalam bentuk-bentuk seperti
kompetisi, penghindaran diri, akomodasi dan kolaborasi.
VII. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Masalah adalah perbedaan antara harapan dan kenyataan. Misal : sekolah
mengharapkan siswa rajin belajar, namun siswa malas belajar. Tahapan pemecahan
masalah disekolah tersebut adalah : identifikasi masalah, buat prioritas yang
akan dipecahkan terlebih dahulu, lakukan analisis untuk menemukan penyebab dari
masalah, tentukan target yang ingin dicapai dalam pemecahan tersebut, susun
alternatif untuk mencapainya, alternatif dipilih salah satu yang terbaik dan
laksanakan alternatif yang terpilih tersebut. Cara menentukan alternatif yang
baik antara lain: lebih cepat , ringan dan murah baik ditinjau dari segi waktu,
tenaga dan biaya serta sarana dan prasarana.
Pengambilan keputusan terjadi karena reaksi terhadap suatu masalah. Masalah
tersebut timbul karena adanya perbedaan antara keadaan yang edang berjalan
dengan keadaan yang diinginkan dan memerlukan tindakan pertimbangan terhadap
alternatif yang ada. Model pengambilan keputusan optimasi
yaitu model pengambilan keputusan yang menguraikan bagaimana individu-individu
seharusnya berprilaku agar memaksimumkan sesuatu hasil yang optimal. Selain itu
masih banyak model pengambilan keputusan, misalnya :
1. Model
satisficing/kepuasan, merupakan suatu model pengambilan keputusan dimana
pengambil keputusan memilih pertama kali pemecahan yang dianggap cukup baik
yaitu memuaskan dan cukup
2. Model
keunggulan implisit, yaitu suatu model pengambilan keputusan dimana secara dini
dalam proses keputusan itu pengambil keputusan secara implisit memilih suatu
alternatif yang lebih diinginkan sebelumnya proses keputusan dan penalan
terhadap pilihan yang lain.
3. Model intuitif,
yaitu suatu proses pengambilan keputusan tak sadar yang diciptakan dari dalam
pengalaman yang terasing.
4. Pengambilan
keputusan yang etis
VII. EVALUASI KEPEMIMPINAN DALAM
PENDIDIKAN
Kegiatan evaluasi kepemimpinan pendidikan mempunyai peranan yang strategis
dalam rangka untuk memberikan penilaian apakah implementasi kepemimpinan
pendidikan tersebut dapat berjalan secara efektif atau tidak. Peranan evaluasi
dalam kepemimpinan pendidikan : (a) Evaluasi sebagai pengukur kemajuan, (b)
evaluasi sebagaialat planning, (c) evaluasi sebagai alat perbaikan.
Evaluasi kepemimpinan pendidikan menitikberatkan pada unsur : (1) guru
sebagai pelaksana program pendidikan, (2) kepala sekolah sebagai leader.
Sedangkan prinsip-prinsip kepemimpinan pendidikan terdiri dari :
1. Prinsip
menyeluruh, mencakup berbagai aspek dalam proses belajar dan mengajar
2. Prinsip
kooperatif, melibatkan semua pihak yang terkait
3. Prinsip
diagnostik, menemukan kelemahan dan kelebihan dari pelaksanaan evaluasi
4. Prinsip
efisien, pelaksanaan harus diusahakan seefisien dan seefektif mungkin
5. Prinsip
kontinuitas, evaluasi dilakukan secara terus-menerus agar
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dapat diketahui dan dicarikan
pemecahannya.
Cara-cara yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam membantu guru-guru
menilai pekerjaannya : Mengadakan kunjungan kelas dimana guru sedang mengajar,
mendorong guru untuk memberanikan diri melakukan penilaian diri sendiri,
penilaian dilakukan oleh kawan-kawan guru sesudah dilakukan kunjungan.
Penilaian juga pentig bagi hidup seorang kepala sekolah, bila ingin
meningakatkan mutu pekerjaan menjadi lebih baik, dengan cara : melakukan
penilaian kepada diri sendiri, penilaian dapat dilakukan oleh atasan langsung
kepala sekolah ( pengawas sekolah ), bila dikehendaki guru juga dimintai untuk
menilai kepala sekolahnya.
Salah satu Intrumen evaluasi kepemimpinan pendidikan yang berbentuk “self
evaluation checlist” dikembangkan oleh pribadi (2001) dalam
penelitian tentang efektivitas kepala sekolah dikonfirmasikan dalam 37 item.
Isi intrumennya, misalnya: saya merasa berhasil dalam membimbing
guru, saya berhasil dalam mengembangkan guru, dll.
Kinerja kepala sekolah meliputi Tujuh komponen tugas kepala sekolah yang
mendapat perhatian, antara lain : kepala sekolah sebagai pendidik, manajer,
pengelola administrasi, penyelia, pemimpin, pembaharu, dan pendorong.
IX. ANGGARAN PENDIDIKAN
Dalam ekonomi pendidikan, pembiayaan pendidikan dibedakan dengan biaya
pendidikan yang mengkaji tentang biaya langsung dan tidak langsung.Pembiayaan
pendidikan merupakan salah satu faktor masukan yang memiliki sumbangan berarti
pada peningkatan mutu pendidikan.
Pendidikan sebagai investasi membangun SDM artinya pendidikan menjadikan
manusia sebagai investasi, maka pendidikan memberikan pengaruh pada
produktivitas suatu negara. Beberapa permasalahan mengenai ekonomi pembiayaan
pendidikan disekolah antara lain : (1) keterkaitan keuangan sekolah, (2)
mempermasalahkan masalah kedudukan keuangan sekolah dalam upaya mengembangkan
potensi/bakat siswa, (3) pengaruh GNP terhadap pendidikan, (4) pengaruh
perbedaan tipe pajak terhadap perubahan ekonomi, (5) Pengaruh yang akan terjadi
dengan adanya perbedaaan formula distribusi dana-dana sekolah dari pemerintah
pusat, (6) pola keungan sekolah.
Beberapa temuan penelitian tentang anggaran pendidikan tentang “Alokasi
anggaran pendidikan di Era otonomi daerah, bahwa pengelolaan pelayanan
pendidikan dasar di era otonomi daerah belum menunjukkan perubahan yang
berarti, bahkan cenderung menurun. Persoalan dibidang pendidikan sejak sebelum
pelaksanaan otonomi daerah hingga kini belum bergeser yaitu sekitar
permasalahan kurangnya sarana dan prasarana pendidikan serta rendahnya kualitas
dan terbatasnya tenaga pengelola dan pelaksana dengan ketersebaran yang tidak
merata. Sebagian kecil saja daerah yang telah mampu mengalokasikan dana
pendidikan diluar belanja pegawai lebih dari 20 %,sebagian besar hanya mampu
mengalokasikan kurang dari 10 %. Hal ini merupakan dilema pendidikan di Indonesia
oleh sebab itu perlu adanya kesepakatan nasional tentang
kebijakan pembangunan sektor pendidikan.
Mengingat pentingnya pendidikan dalammeningkatkan SDM, maka seyogyanya
pendidikan mendapatkan pendanaan secara proporsional. Patokan 20% merupakan komitmen
bangsa Indonesia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan
amanat Pembukaan UUD 1945.
Salah satu kendala penerapan anggaran 20% untuk sektor pendidikan karena
adanya daerah-daerah konflik, secara tidak langsung dapat menghabiskan anggaran
pendidikan ( Media Pendidikan,Rabu,18 Agustus 2004 ). Drajat menjelaskan bahwa
anggaran sebesar 20% dari total pengeluaran dpat
terealisasi kalau Depkeu mau merombak segala kebijakan yang konservatif.
Solusi untuk mengatasi permasalahan anggaran pendidikan diderah
kota/kabupaten sebagai berikut,
1. Untuk
menmbah dana operasional sekolah adalah melalui pelibatan orang tua dalam
pembiayaan pendidikan, namun saat masih sulit dilakukan karena kondisi ekonomi.
2. Efisiensi
dan transparansi penggunaan anggaran yang tersedia, Pemda harus berupaya
meninggalkan perilaku KKN untuk menekan berbagai kebocoran anggaran.
Dengan adanya pengurangan subsidi bahan banker minyak pada Th 2005,
pemerintah memprogramkan pemberian Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ) bagi
SD/MI/SDLB/SMP/MTs/SMPLB negeri/swasta dan pesantren salafiyah serta sekolah
keagamaan non Islam setara SD dan SMP. Dengan BOS peserta didik tingkat
pendidikan Dasar dibebaskan dari beban biaya operasional sekolah, yang langsung
dikelola oleh sekolah, meliputi : PSB, iuran bulanan sekolah, biaya ujian dan
lain-lain. Tujuannya adalah memberikan bantuan kepada sekolah dalam rangka
membebaskan iuran siswa,tetapi sekolah tetap dapat mempertahankan mutu
pelayanan pendidikan kepada masyarakat. Besar biaya BOS adalah Untuk SD dan
sederajat Rp 235.000,00/siswa/tahun, sedangkan untuk SMP atau sederajat Rp.
324.500,00/siswa/tahun. Landasan Hukum : UU No. 20 Th 2003 tentang sistim
pendidikan nasional, UU No. 32 th, 2004 tentang pemda, UU No. 33 Th, 2004
tentang perimbangan antara Pemerintah pusat dan Pemda, UU No. 17 Th. 2003
tentang keuangan negara, dll.
BOS harus menjadi salah satu sumber penerimaan dalam RAPBS disamping dana
yang diperoleh dari pemda atau dala lain. Penggunaan BOS harus didasarkan
kesepakatan komite sekolah/madrasah. BOS boleh digunakan untuk : (a) uang
formulir pendaftaran, buku pelajaran pokok dan penunjang, ujian sekolah,
membeli ATK, membayar biaya perawatan ringan, membayar daya dan jasa, membayar
honorarium guru dan tenaga kependidikan , membiayai kegiatan siswa dan membantu
siswa miskin.Dana Bos harus diterima secara utuh, tidak diperkenankan melakukan
pemotongan ataupun pungutan biaya apapun dengan alasan apapun dan oleh pihak
manapun. Sekolah mengambil dana BOS dari kantor pos/Bank sesuai dengan jumlah
dana yang disalurkan.
Agar program ini berjalan dengan lancar dan transparan,maka monitoring,
supervisi dan evaluasi perlu dilakukan secara efektif dan terpadu untuk
menyakinkan dana diterima oleh yang berhak dalam jumlah, waktu, cara dan
penggunaan yang tepat. Monitoring dilakukan oleh : Tim pusat, Tim propensi, Tim
Kabupaten/Kota.
X. AKUNTABILITAS PENDIDIKAN
Akuntabilitas pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai
pertanggungjawaban atas keberhasilan proses belajar dan perkembangan peserta
didik dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam penyusunan
pelaporan akuntabilitas yang tidak kalah pentingnya adalah apabila ada 1
program yang gagal, maka perlu juga dilaporkan dan sekaligus memberikan
penjelasan mengapa sampai gagal. Tiga jenis akuntabilitas yaitu akuntabilitas
keberhasilan, akuntabilitas profesional,dan akuntabilitas sistem (
Depdikbud,1983/1984 ).
Suatu tindakan dalam bidang pendidikan dianggap menyimpang, apabila
mengakibatkan kerugian bagi kepentingan orang lain /kepentingan umum baik
secara moral maupun materiil. Penyimpangan tersebut antara lain : (1)penekanan
yang dilakukan oleh pengajar kepada siswanya, (2) pencurian , pemalsuan dan
pembajakan karya ilmiah orang lain dalam bentuk apapun, baik seluruhnya maupun
sebagian, (3) penyelewengan dan penyalahgunaan beasiswa , dll.
Kepala sekolah mempunyai peranan dan posisi yang sangat strategis
disekolahnya, karena ia bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan sekolah,
yaitu : (a) penyelenggaraan program kerja sekolah,(b) pembinaan kesiswaan, (c)
pelaksanaan bimbingan dan penilaian bagi guru dan tenaga kependidikan, dll.
Komite sekolah dibentuk disetiap sekolah sebagai hasil dari SK menteri No.
202 untuk desentralisasi, diharapkan bekerjasama dengan kepala sekolah sebagai
patner untuk mengembangkan kualitas sekolah dengan menggunakan konsep manajemen
berbasis sekolah dan masyarakat yang demokratis, transparan dan akuntabel.
Komite sekolah menjadi pendamping bahkan penyeimbang bagi sekolah, sehingga
setiap rencana dan program yang disusun oleh sekolah dapat diberi masukan yang
sesuai dengan aspirasi masyarakat yang diwakili oleh komite sekolah.
XI
KEPALA SEKOLAH DAN MPMBS
Manajemen
adalah suatu aktifitas mengelola organisasi atau kelompok manusia dalam
mengerahkan komponen-komponennya demi tercapainya tujuan yang hendak dicapai
secara efektif dan efisien. Pada pola lama, tugas dan fungsi sekolah lebih
besar pada melaksanakan program daripada mengambil inisiatif merumuskan dan
melaksanakan program program peningkatan mutu yang dibuat sendiri oleh sekolah.
Pada pola baru, sekolah memiliki wewenang lebih besar dalam pengelolaan
lembaganya, pengambilan keputusan dilakukan secara partisipatif dan partisipasi
masyarakat akan semakin besar. Perubahan sekolah lebih didorong oleh motivasi
diri daripada diatur dari luar, regulasi pendidikan lebih sederhana, peranan
pusat bergeser dari mengontrol menjadi mempengaruhi dan penggunaan uang lebih
efisien karena sisa anggaran pada tahun yang lalu digunakan tahun berikutnya.
Manajemen
berbasis sekolah adalah bentuk pengelolaan sekolah yang menjamin sekolah
memiliki otonomi luas dalam mengelola sumber daya, melibatkan masyarakat dalam
pengelolaan, serta tidak mengabaikan kebijakan nasional. Peran kepala sekoah
dalam era MPMBS, misalnya: (1) memiliki masukan manajemen yang lengkap dan
jelas, (2) memahami, menghayati, dan melaksanakan perannya sebagai
manajer,pemimpin, pendidik, wirausahawan, (3)sanggup dan mampu memberdayakan
sekolahnya, dll.
Kinerja
kepala sekolah sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya menurut ukuran yang berlaku serta ketetapan pekerjaan
yang bersangkutan. Faktor yang menentukan tingkat kinerja kepala sekolah antara
lain : (1) lingkungan, perilaku manajemen, desain jabatan, penilaian kinerja,
umpan balik dan administrasi. Kinerja kepala sekolah mempunyai beberapa aspek,
yaitu : (a) Rencana program pengembangan sekolah,(b) RAPB, (c) pengambilan
keputusan partisipatif, (d) kemandirian, (e) keterbukaan, (f) akuntabilitas,
(g) kerjasama.
XII
KEPALA SEKOLAH DAN SUPERVISI PENGAJARAN
Permasalahan pendidikan yang
diidentifikasi (Depdikbud,1983 ) sampai saat ini, formulasinya tetap sama yaitu
masalah : (1) kuantitatif, (2) kualitatif, (3) relevansi, (4) efisiensi, (5)
efektifitas dan (6) masalah khusus. Permasalahan tersebut pada hakekatnya
bermuara pada satu istilah, yaitu : kualitas pendidikan atau mutu pendidikan.
Peningkatan
mutu pendidikan merupakan tugas yang harus diemban oleh guru dan pengelola
pendidikan, agar mampu melahirkan lulusan yang bermutu, sesuai dengan kebutuhan
penyelenggaraan dari berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan. Guru yang
bermutu diukur dengan 4 faktor utama yaitu : kemampuan profesional, upaya
operasional, waktu yang dicurahkan untuk kegiatan profesional dan kesesuaian
antara keahliannya dan pekerjaannya.
Guru
yang profesional adalah mereka yang menguasai substansi pekerjaannya secara
profesional, yaitu :
1. Menguasai
substansi mata pelajaran secara sistematis
2. Memahami
dan dapat menerapkan psikologi perkembangan
3. Mengembangkan
program-program secara khusus dengan tingkat perkembangan peserta didik yang
akan diajarkan.
Untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar, guru adalah faktor sentral
yang harus mendapatkan perhatian secara optimal. Media untuk meningkatkan
profesionalisme guru adalah melalui supervisi, dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru, sehingga kualitas siswa dapat
ditingkatkan secara maksimal.
Sebagai pendidik profesional, seorang guru harus memiliki 10
kompetensi, yaitu : (1) mengembangkan kepribadian, (2) menguasai landasan
pendidikan, (3) menguasai bahan pengajaran, (4) menyusun program pengajaran,
(5) melaksanakan program pengajaran, (6) menilai hasil dan prose belajar
mengajar, (7) menyelenggarakan program bimbingan, (8) menyelenggarakan
administrasi sekolah, (9) kerjasama dengan sejawat dan masyarakat, (10) menyelenggarakan
penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran ( Danim, 2002 ). Pendekatan
profesional menggunakan 3 pendekatan yaitu : pendekatan karakteristik,
institusional, dan legalistik
Supervisi disekolah merupakan pembinaan terhadap para guru untuk meningkatkan
kemampuan dan ketrampilan guru dakam melaksanakan tugas pokoknya sehari-hari
yaitu mengelola PBM dengan segala aspek pendukungnya
sehingga berjalan dengan baik khususnya dalam KBM sehingga tujuan pendidikan
dapat tercapai secara optimal. Tehnik –tehnik yang digunakan dalam supervisi,
yaitu : kunjungan kelas, pembicaraan individu, diskusi kelompok, demontrasi
mengajar, kunjungan kelas antar guru, pengembangan kurikulum, buletin
supervisi, perpustakaan profesional, loka karya, survey sekolah-masyarakat.
Respon dan sikap guru terhadap supervisi pengajaran, diantaranya adalah :
1. Supervisi
yang efektif harus didasarkan atas prinsip yang sesuai dengan perubahan sosial
2. Para guru
menghendaki supervisi dari kepala sekolah , karena kepsek sebagai supervisor
3. Supervisor
seharusnya menciptakan iklim organisasional yang terbuka, yang memungkinkan
pemantapan hubungan yang saling menunjang, dll.
Kendala
–kendala pelaksanaan supervisi disebabkab karena: (1) supervisor tidak
mengkomunikasikan rencana/program supervisinya kepada para guru, (2) fokus supervisi
hanya terarah pada aspek
administrasi, (3) supervisor tidak melaksanakan kunjungan kelas secara serius,
(4) supervisor mendominasi pembicaraan dan berjalan satu arah, dll.
Kendala-kendala inilah yang mengakibatkan supervisi pengajaran yang
dilaksanakan oleh pengawas sekolah disekolah dasar tidak dapat optimal sehingga
tujuan pokok pelaksanaan supervisi untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar
mengajar tidak dapat tercapai
Sumber
: http://yatik-kepemimpinandalampendidikan.blogspot.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar